Buwas Tak Impor Beras Sebelum Dapat Kejelasan Data

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
23 May 2018 18:08
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menilai impor yang tidak terukur justru dapat merusak beras itu sendiri.
Foto: Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi IV DPR bersama Perum Bulog sepakat untuk menolak rencana impor beras tahap dua sebesar 500.000 ton yang ditugaskan oleh pemerintah. Namun, Bulog masih membuka peluang melaksanakan penugasan dengan satu syarat.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa data-data ketersediaan beras yang masih abu-abu menjadi alasan dirinya menolak mentah-mentah usulan tersebut. Menurutnya, Bulog sudah tak bisa lagi mengimpor hanya menggunakan data perkiraan.

"Tidak boleh impor berdasarkan perkiraan. Ada efek negatifnya. Beras ini ada masa pakai dan waktu. Kalau [beras impor] tidak terpakai, sudah beli, itu jadi kerugian negara," kata Buwas di gedung parlemen, Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Menurut Buwas, data beras yang valid akan membuat pemerintah maupun Bulog bisa langsung melakukan intervensi jika terjadi musibah maupun bencana alam yang pada akhirnya membuat musim panen beras terganggu.

"Kita bisa hitung musim panen, musim tanam, ada bencana bisa kita perhitungkan, kapan ada musibah dan lain-lain. Itu akan kami jadikan kalkulasi kapan perlu impor atau tidak," katanya.



Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional ini bersikukuh tidak akan mematuhi penugasan tersebut selama tidak ada data yang valid. Persoalan ini, kata dia, akan menjadi pembahasan bersama pemangku kepentingan lainnya.

"Kenapa saya tolak, karena saya harus berangkat dari mana? Saya yang nantinya harus bertanggung jawab kepada petani. Kalau petani lagi panen dan surplus, mereka bertanya kenapa harus impor? Tidak boleh gitu. Saya harus berangkat dari data yang valid," tegasnya.

Selain persoalan data, Buwas tak memungkiri, keputusan untuk tidak menggubris rencana tersebut dikarenakan nilai tukar rupiah yang semakin tertekan terhadap dolar AS. Dalam situasi seperti ini, langkah impor haya akan memberatkan kas keuangan Bulog.

"Makanya saya bilang jangan buru-buru impor. Darimana duitnya? Kita saja harus meminjam uang kepada bank dengan bunga konvensional. Ini hanya menambah beban Bulog. Harus diperhitungkan betul," katanya.

Adapun Bulog menjadi lembaga yang ditugasi pemerinta untuk mengimpor beras. Sebelumnya, pada awal tahun hingga saat ini Bulog sudah mengimpor sekitar 400.000 - 500.000 ton beras. Pemerintah sendiri telah menerbitkan izin impor beras 500.000 ton jilid dua.

(ray/ray) Next Article Wah, 900.000 Ton Beras Impor 2017 Numpuk di Gudang Bulog

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular