Nostalgia & Reformasi dari Pertemuan Anwar Ibrahim-BJ Habibie
Arys Aditya & Prima Wirayani, CNBC Indonesia
21 May 2018 08:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Tokoh reformasi dan juga mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, berkunjung ke Indonesia dan secara khusus bertemu mantan Presiden BJ Habibie hari Minggu (20/5/2018) atau hanya beberapa hari setelah dibebaskan dari penjara di negara asalnya.
Kedua tokoh itu disebut oleh Wakil Ketua Partai Keadilan Rakyat Malaysia Shamsul Iskandar sebagai sahabat lama yang sama-sama mengalami gejolak politik pada periode 1998.
Tepat 20 tahun lalu, Anwar menjabat sebagai wakil perdana menteri Malaysia sedangkan BJ Habibie menjadi Presiden Indonesia setelah Soeharto mengundurkan diri.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam - lebih lama dari hanya satu jam yang dijadwalkan sebelumnya - Anwar dan Habibie membicarakan berbagai hal mulai dari nostalgia hubungan persahabatan mereka hingga urusan reformasi masing-masing negara di masa depan.
Dalam konferensi pers usai pertemuan keduanya, Anwar menceritakan bagaimana ia yang baru beberapa hari bebas dari penjara hari Rabu pekan lalu, berkunjung ke kediaman Habibie.
"Cucu saya komplain karena belum bertemu, tapi saya sudah pergi ke luar negeri," kata Anwar.
"Usai saya bebas, Pak Habibie menelpon [dan bertanya] apakah ada kesempatan bertemu, memperingati reformasi dan sekaligus juga mengenang ibu Ainun. Saya bilang saya akan datang, karena kalau Pak Habibie [yang bertanya] ini bukan mengusulkan, tapi arahan."
Ia menyebut dirinya datang ke Indonesia memang khusus untuk bertemu dengan Habibie dan pagi ini ia akan pulang untuk menghadiri pengucapan sumpah perdana menteri dan wakil perdana menteri Malaysia.
Mahathir Mohamad, yang menjabat sebagai perdana menteri Malaysia 20 tahun lalu, secara mengejutkan memenangkan pemilu Malaysia dua pekan lalu setelah koalisinya bersama Anwar mengalahkan petahana Najib Razak yang tersangkut skandal korupsi 1MDB. Mahathir yang berusia 92 tahun kemudian menyatakan akan menyerahkan kepemimpinan kepada Anwar dua tahun mendatang.
Ketika Anwar mulai menjadi oposisi dan dipenjara oleh pemerintah Malaysia, Habibie mengatakan Anwar sempat jatuh sakit dan melakukan operasi.
"Dalam keadaan itu, saya tawarkan agar beliau [Anwar] untuk operasi di Jerman, di tempat saya tinggal dulu. Di situ juga banyak kenalan Ainun [Habibie]," kata Habibie.
Selain persoalan personal, Habibie mengatakan kedekatan mereka juga karena memiliki pandangan serupa mengenai reformasi.
"Beliau dan saya sangat dekat. Cita-cita saya dan beliau sama-sama prorakyat," ujar Habibie.
Malaysia Ingin Contoh Reformasi Indonesia
Anwar mengungkapkan banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintahan Mahathir Mohamad yang merupakan sekutu sekaligus mantan lawan politiknya tersebut. Namun, ia optimistis reformasi akan terus bergulir di Malaysia di bawah kepemimpinan Mahathir.
"Saya dan Tun Mahathir bersatu bukan hanya untuk agenda politik, kami bersatu untuk menerjemahkan agenda reformasi, seperti badan peradilan yang bebas, media yang bebas, dan ekonomi untuk menghapuskan kemiskinan," tuturnya.
Ia juga menyatakan Malaysia ingin belajar dari Indonesia yang ia nilai berhasil dalam melakukan reformasi pada 1998.
"Reformasi di RI bergulir dan mengesankan. Semuanya teman dekat. Bahkan Soeharto itu teman, saya kenal. Ketika saya dipecat, slogan saya pertama adalah reformasi karena lebih inklusif."
Pada era kepemimpinan Mahathir saat ini, ia ingin ada perubahan secara mendasar terhadap berbagai lembaga di Malaysia, seperti yang telah dilakukan oleh Indonesia.
"Mahathir telah melakukan perombakan cukup besar di awal. Apa yang dilakukan dalam seminggu ini konsisten dengan masa kampanye. Saya yakin kita ada di landasan yang tepat."
Skandal Korupsi Najib Razak
Dalam kesempatan itu, Anwar juga berbicara mengenai perkembangan penyelidikan kasus korupsi yang melibatkan Najib.
Usai kalah dalam pemilihan umum awal bulan ini, Najib Razak yang juga memenjarakan Anwar karena menentang pemerintahannya langsung menghadapi aparat hukum Malaysia untuk mempertanggungjawabkan dugaan skandal korupsi 1MDB senilai US$4,5 miliar (Rp 63,6 triliun).
Anwar mengatakan dirinya telah meminta kepada Mahathir agar Najib tidak mendapat perlakuan yang sama seperti yang ia terima.
"Saya bicara [kepada Mahathir], ini jalur hukum, jangan tekan dan jangan hukum sebelum kita berlakukan penyelidikan yang rapi dan sesuai jalur hukum. Jangan ulangi apa yang terjadi dengan saya," kata Anwar.
"Kalau saran saya kepada Najib, cari pengacara yang baik. Kita jamin hakim bertugas dengan bebas. Tugas kita adalah tidak boleh ada tuduhan badan peradilan yang tidak bebas."
(prm) Next Article Baru Bebas dari Penjara, Anwar Ibrahim Akan Kunjungi Habibie
Kedua tokoh itu disebut oleh Wakil Ketua Partai Keadilan Rakyat Malaysia Shamsul Iskandar sebagai sahabat lama yang sama-sama mengalami gejolak politik pada periode 1998.
Tepat 20 tahun lalu, Anwar menjabat sebagai wakil perdana menteri Malaysia sedangkan BJ Habibie menjadi Presiden Indonesia setelah Soeharto mengundurkan diri.
Dalam konferensi pers usai pertemuan keduanya, Anwar menceritakan bagaimana ia yang baru beberapa hari bebas dari penjara hari Rabu pekan lalu, berkunjung ke kediaman Habibie.
"Cucu saya komplain karena belum bertemu, tapi saya sudah pergi ke luar negeri," kata Anwar.
"Usai saya bebas, Pak Habibie menelpon [dan bertanya] apakah ada kesempatan bertemu, memperingati reformasi dan sekaligus juga mengenang ibu Ainun. Saya bilang saya akan datang, karena kalau Pak Habibie [yang bertanya] ini bukan mengusulkan, tapi arahan."
Ia menyebut dirinya datang ke Indonesia memang khusus untuk bertemu dengan Habibie dan pagi ini ia akan pulang untuk menghadiri pengucapan sumpah perdana menteri dan wakil perdana menteri Malaysia.
Mahathir Mohamad, yang menjabat sebagai perdana menteri Malaysia 20 tahun lalu, secara mengejutkan memenangkan pemilu Malaysia dua pekan lalu setelah koalisinya bersama Anwar mengalahkan petahana Najib Razak yang tersangkut skandal korupsi 1MDB. Mahathir yang berusia 92 tahun kemudian menyatakan akan menyerahkan kepemimpinan kepada Anwar dua tahun mendatang.
Ketika Anwar mulai menjadi oposisi dan dipenjara oleh pemerintah Malaysia, Habibie mengatakan Anwar sempat jatuh sakit dan melakukan operasi.
"Dalam keadaan itu, saya tawarkan agar beliau [Anwar] untuk operasi di Jerman, di tempat saya tinggal dulu. Di situ juga banyak kenalan Ainun [Habibie]," kata Habibie.
Selain persoalan personal, Habibie mengatakan kedekatan mereka juga karena memiliki pandangan serupa mengenai reformasi.
"Beliau dan saya sangat dekat. Cita-cita saya dan beliau sama-sama prorakyat," ujar Habibie.
Malaysia Ingin Contoh Reformasi Indonesia
Anwar mengungkapkan banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintahan Mahathir Mohamad yang merupakan sekutu sekaligus mantan lawan politiknya tersebut. Namun, ia optimistis reformasi akan terus bergulir di Malaysia di bawah kepemimpinan Mahathir.
"Saya dan Tun Mahathir bersatu bukan hanya untuk agenda politik, kami bersatu untuk menerjemahkan agenda reformasi, seperti badan peradilan yang bebas, media yang bebas, dan ekonomi untuk menghapuskan kemiskinan," tuturnya.
Ia juga menyatakan Malaysia ingin belajar dari Indonesia yang ia nilai berhasil dalam melakukan reformasi pada 1998.
"Reformasi di RI bergulir dan mengesankan. Semuanya teman dekat. Bahkan Soeharto itu teman, saya kenal. Ketika saya dipecat, slogan saya pertama adalah reformasi karena lebih inklusif."
Pada era kepemimpinan Mahathir saat ini, ia ingin ada perubahan secara mendasar terhadap berbagai lembaga di Malaysia, seperti yang telah dilakukan oleh Indonesia.
"Mahathir telah melakukan perombakan cukup besar di awal. Apa yang dilakukan dalam seminggu ini konsisten dengan masa kampanye. Saya yakin kita ada di landasan yang tepat."
Skandal Korupsi Najib Razak
Dalam kesempatan itu, Anwar juga berbicara mengenai perkembangan penyelidikan kasus korupsi yang melibatkan Najib.
Usai kalah dalam pemilihan umum awal bulan ini, Najib Razak yang juga memenjarakan Anwar karena menentang pemerintahannya langsung menghadapi aparat hukum Malaysia untuk mempertanggungjawabkan dugaan skandal korupsi 1MDB senilai US$4,5 miliar (Rp 63,6 triliun).
Anwar mengatakan dirinya telah meminta kepada Mahathir agar Najib tidak mendapat perlakuan yang sama seperti yang ia terima.
"Saya bicara [kepada Mahathir], ini jalur hukum, jangan tekan dan jangan hukum sebelum kita berlakukan penyelidikan yang rapi dan sesuai jalur hukum. Jangan ulangi apa yang terjadi dengan saya," kata Anwar.
"Kalau saran saya kepada Najib, cari pengacara yang baik. Kita jamin hakim bertugas dengan bebas. Tugas kita adalah tidak boleh ada tuduhan badan peradilan yang tidak bebas."
(prm) Next Article Baru Bebas dari Penjara, Anwar Ibrahim Akan Kunjungi Habibie
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular