Pemprov DKI Jakarta Akan Bangun Pusat Energi Sampah Rp 3 T

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
20 May 2018 13:42
Fasilitas pengolahan sampah itu akan mengolah hingga 2.200 ton sampah per harinya untuk menjadi produksi listrik sebesar 35 MW hingga 40 MW.
Foto: CNBC Indonesia/Tito Bosnia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (JakPro) akan membangun fasilitas pengolahan sampah dalam kota (intermediate treatment facility/ ITF) menjadi sumber energi dengan nilai investasi mencapai Rp 3 triliun.

Pembangunan ITF yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara, tersebut bertempat di lahan milik Pemprov DKI Jakarta dengan luas 3,05 hektar. Untuk melaksanakan konstruksi fasilitas tersebut, JakPro akan membentuk usaha bersama atau joint venture (JV) dengan perusahaan asal Finlandia, Fortum.


"Untuk perusahaan JV sendiri nanti belum dibentuk namanya, namun persentase JV masing-masing JakPro 51% dan Fortum 49%. Kami memilih Fortum karena merupakan salah satu BUMN yang paling kuat di Finlandia di bidang energi bersih dan solusi perkotaan," ujar Asep Kuswanto, Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, di Sunter, Minggu (20/5/2018).

Sedangkan untuk pembiayaan, 30% dana akan berasal dari ekuitas perusahaan sementara 70% sisanya dari pinjaman. Dari pendanaan ekuitas tersebut, 20%-nya akan berasal dari JakPro dan 80% dari Fortum.

Salah satu lembaga yang akan memberikan pinjaman untuk proyek tersebut, antara lain Bank Dunia (World Bank).

"Selama pembangunan share-nya itu 20% dan 80%, setelah itu JakPro itu presentase JV-nya 51%. Untuk pembiayaan dari World Bank saya belum tahu jumlahnya, ya. Yang pasti tidak sampai 50% dari total dana pinjaman," tambah Asep.

Nantinya, site preparation proyek tersebut akan berlangsung pada Juli 2018 dan ground breaking akan dilakukan pada November 2018. Sedangkan untuk lamanya pembangunan akan berlangsung selama tiga tahun mendatang hingga tahun 2021.

Seusai masa pembangunan, proyek tersebut akan berjalan dengan mengolah hingga 2.200 ton sampah per harinya untuk menjadi produksi listrik sebesar 35 MW hingga 40 MW.


"Distribusi tetap dilakukan kepada PLN, dari 35 MW tersebut sekitar 30 MW diberikan kepada PLN untuk didistribusikan dan 5 MW untuk pembangkitnya, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di Sunter ini," ujar Asep.
(prm) Next Article Atasi Sampah, Pemprov DKI Targetkan Punya 4 PLTSA di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular