Internasional
Jelang IPO, Xiaomi Hadapi Dugaan Pelanggaran Hak Peten
11 May 2018 19:41

Hong Kong, CNBC Indonesia - Coolpad Group, produsen ponsel pintar asal China, mengatakan unitnya telah menuntut tiga kelompok perusahaan dari Xiaomi atas pelanggaran hak paten. Padahal, pekan lalu Xiaomi baru saja mengajukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Hong Kong dengan nilai yang diperkirakan mencapai US$10 miliar (Rp 139,4 triliun).
(roy)
Coolpad mengatakan dalam sebuah penyataan resmi hari Kamis (10/5/2018), anak perusahaannya yang bernama Yulong Computer Telecommunication Scientific (Shenzhen) Co Ltd mengajukan gugatan hukum terhadap Xiaomi Telecom Technology Co Ltd, Xiaomi Technology Co Ltd dan Xiaomi Factory Co Ltd kepada sebuah pengadilan di provinsi Jiangsu karena menggunakan hak paten mereka tanpa izin.
Yulong menuntut perusahaan-perusahaan Xiaomi untuk segera menghentikan produksi dan penjualan beberapa model ponsel pintar, termasuk Mi MIX2, kata Coolpad.
Sebelumnya, Yulong telah mengajukan kasus hukum serupa terhadap Xiaomi kepada pengadilan Shenzen di bulan Januari.
"Ini karena lingkungan perlindungan hak kekayaan interlektual (HAKI) di China membaik, sehingga Coolpad mengajukan gugatan hukum pada bulan Januari tahun ini," kata Global Chief Patent Officer Coolpad Nancy Zhang dalam jumpa pers hari Jumat (11/5/2018), dilansir dari Reuters. Dia membantah pengajuan itu disesuakian dengan IPO Xiaomi yang akan datang.
Pekan lalu, Xiaomi mengajukan rencana IPO yang bisa menjadi listing terbesar secara global dalam kurun waktu hampir empat tahun.
Coolpad menduga Xiaomi melanggar desain paten multi-kartu SIM dan teknologi lain terkait tampilan pengguna (user interface). Perusahaan itu menuntut Xiaomi mengganti rugi kerugian yang dialami karena dugaan pelanggaran itu, meski Zhang menolak untuk menyebutkan jumlahnya.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Xiaomi mengatakan pihaknya telah memohon otoritas paten untuk membatalkan hak paten yang menjadi subyek permasalahan gugatan di Shenzen. Pihaknya mengatakan akan sepenuhnya bekerjasama dalam investigasi oleh otoritas terkait masalah ini.
Coolpad, produsen ponsel pintar berbasis di Shenzen yang didirikan 25 tahun lalu, awalnya adalah sebuah unit dari konglomerasi LeEco milik Jia Yueting. Unit usaha itu terlah berjuang secara finansial selama satu setengah tahun belakangan ini. Kemudian, LeEco menjual semua kepemilikannya di Coolpad pada bulan Januari.
Saham Coolpad dihentikan sementara sejak Maret 2017. Perusahaan itu pun tidak dapat melaporkan kinerja keuangan tahun 2017 dengan tepat waktu, dan hanya memenuhi laporan keuangan tahun 2016 pada bulan lalu setelah berulangkali tertunda karena alasan masalah audit.
Coolpad mencatatkan kerugian senilai HK$4,38 miliar (Rp 7,7 triliun) di tahun 2016, anjlok setelah mencatatkan laba HK$2,32 miliar di tahun 2015.
Sebelumnya, Yulong telah mengajukan kasus hukum serupa terhadap Xiaomi kepada pengadilan Shenzen di bulan Januari.
"Ini karena lingkungan perlindungan hak kekayaan interlektual (HAKI) di China membaik, sehingga Coolpad mengajukan gugatan hukum pada bulan Januari tahun ini," kata Global Chief Patent Officer Coolpad Nancy Zhang dalam jumpa pers hari Jumat (11/5/2018), dilansir dari Reuters. Dia membantah pengajuan itu disesuakian dengan IPO Xiaomi yang akan datang.
Pekan lalu, Xiaomi mengajukan rencana IPO yang bisa menjadi listing terbesar secara global dalam kurun waktu hampir empat tahun.
Coolpad menduga Xiaomi melanggar desain paten multi-kartu SIM dan teknologi lain terkait tampilan pengguna (user interface). Perusahaan itu menuntut Xiaomi mengganti rugi kerugian yang dialami karena dugaan pelanggaran itu, meski Zhang menolak untuk menyebutkan jumlahnya.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Xiaomi mengatakan pihaknya telah memohon otoritas paten untuk membatalkan hak paten yang menjadi subyek permasalahan gugatan di Shenzen. Pihaknya mengatakan akan sepenuhnya bekerjasama dalam investigasi oleh otoritas terkait masalah ini.
Coolpad, produsen ponsel pintar berbasis di Shenzen yang didirikan 25 tahun lalu, awalnya adalah sebuah unit dari konglomerasi LeEco milik Jia Yueting. Unit usaha itu terlah berjuang secara finansial selama satu setengah tahun belakangan ini. Kemudian, LeEco menjual semua kepemilikannya di Coolpad pada bulan Januari.
Saham Coolpad dihentikan sementara sejak Maret 2017. Perusahaan itu pun tidak dapat melaporkan kinerja keuangan tahun 2017 dengan tepat waktu, dan hanya memenuhi laporan keuangan tahun 2016 pada bulan lalu setelah berulangkali tertunda karena alasan masalah audit.
Coolpad mencatatkan kerugian senilai HK$4,38 miliar (Rp 7,7 triliun) di tahun 2016, anjlok setelah mencatatkan laba HK$2,32 miliar di tahun 2015.
Artikel Selanjutnya
VIDEO: Trump Kritik NAFTA & TPP
(roy)