Di Balik Drama Rekaman Bocor Menteri Rini dan Bos PLN
Gustidha Budiartie & Rivi Satrianegara & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 April 2018 15:13

Selang hitungan jam sejak rekaman beredar, Sabtu pagi semua pihak yang namanya disebut mulai bergerak. Kementerian BUMN mengirimkan rilis klarifikasi, sementara Menteri Rini dan Bos PLN juga langsung menjelaskan kepada wartawan konteks masalah yang dibahas dalam rekaman.
Baik Menteri Rini maupun Sofyan Basir tidak menampik bahwa suara dalam rekaman tersebut adalah suara mereka. Namun keduanya menegaskan bahwa hal tersebut tidak bersifat personal dan justru demi melindungi kepentingan BUMN. "Emang ada percakapan yang dipotong sedemikian rupa sepertinya ada proyek minta fee," kata dia di Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (28/4/2018), seperti dikutip dari Detik Finance.
Begitu pula dengan Sofyan. Ia mengaku tahu bahwa percakapan yang dilakukan pada akhir 2016 itu direkam."Pertama kali komunikasi kalau tidak salah akhir 2016. Saya tahu itu direkam tapi enggak tahu kok dipotong-potong gitu lo. (Pelakunya) enggak tahu," ujar dia.
Lebih lanjut Kementerian BUMN menilai rekaman perkacapan antara Menteri Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir sengaja diedit dengan tujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.
Kementerian BUMN menegaskan bahwa percakapan tersebut bukan membahas tentang 'bagi-bagi fee' sebagaimana yang dicoba digambarkan dalam penggalan rekaman suara tersebut.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro membenarkan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir berdiskusi terkait rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.
"Dalam diskusi tersebut Bu Menteri (Rini Soemarno) dan Pak Sofyan Basir memiliki tujuan yang sama yaitu memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN dan negara, bukan sebaliknya untuk membebani PLN," kata Imam.
Lantas, Apakah BUMN dan PLN Berhenti Hingga Tahap Klarifikasi?
Tidak, baik Kementerian BUMN maupun PLN berencana akan melaporkan si penyebar rekaman ke pihak berwajib. "Rencana kami akan melaporkan juga, kami proses dulu," ujar Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka.
Begitu pula dengan Kementerian BUMN. Menteri Rini saat dijumpai di acara pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan, Senin (30/4/2018), mengatakan akan melaporkan ke pihak berwajib terkait rekaman bocor tersebut. "Tunggu saja," katanya.
Masalahnya, rekaman yang kadung viral ini sudah merembet ke berbagai kalangan. Komentar pun mulai berdatangan dari anggota fraksi dan Komisi VI DPR RI yang kemudian berujung meminta untuk diperdengarkan rekaman secara penuh.
Akun instagram yang pertama kali menyebarkan rekaman bocor tersebut per hari ini sudah tak ada jejaknya. Postingan maupun akunnya sudah dihapus total dari instagram. Jejak digital kini tersisa di jaringan twitter saja.
Bagaimana Kelanjutan Proyek Terminal LNG?
Proyek ini ditawarkan baik ke PLN dan Pertamina. Untuk Pertamina, Yenny Andayani yang menandatangani HoA saat itu sendiri kini sudah tak ada di Pertamina. Terakhir Yenny menjabat sebagai Direktur Gas Pertamina, hingga akhirnya ia dicopot dan dibubarkan direktoratnya Februari lalu oleh Kementerian BUMN karena akan dibentuknya Holding Migas BUMN.
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman juga tidak mengetahui pasti perkembangan kerjasama Pertamina dengan BSM ini. "Mungkin bisa dikonfirmasi ke ex Direktorat Gas atau Pak Gigih (direktur perencanaan investasi). Sejauh pengetahuan saya tim masih mengkaji ulang potensi pasarnya," ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Potensi pasar yang dimaksud ini, berdasar data kajian terakhir, memang cukup kecil dibanding kapasitas terminal gas tersebut. Jika gas bisa menampung hingga 500 MMSCFD, pasar yang bisa menyerap diperkirakan hanya sebanyak 300 MMSCFD. Jadi masih ada sisa gas yang belum bisa dijual atau diserap.
Sementara, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso mengatakan proyek ini sudah tidak dilanjutkan lagi oleh Pertamina. "Setahu saya proyek ini sudah dihentikan karena konsumsi gas tidak tumbuh."
PLN juga memiliki jawaban serupa, Made Suprateka mengatakan bahwa proyek tersebut tidak dilanjutkan oleh PLN. " Ternyata proyeknya gak jadi, tapi mungkin suatu saat. Waktu itu 2017 pertengahan tidak jadinya," kata Made.
(gus/gus)
Baik Menteri Rini maupun Sofyan Basir tidak menampik bahwa suara dalam rekaman tersebut adalah suara mereka. Namun keduanya menegaskan bahwa hal tersebut tidak bersifat personal dan justru demi melindungi kepentingan BUMN. "Emang ada percakapan yang dipotong sedemikian rupa sepertinya ada proyek minta fee," kata dia di Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (28/4/2018), seperti dikutip dari Detik Finance.
Begitu pula dengan Sofyan. Ia mengaku tahu bahwa percakapan yang dilakukan pada akhir 2016 itu direkam."Pertama kali komunikasi kalau tidak salah akhir 2016. Saya tahu itu direkam tapi enggak tahu kok dipotong-potong gitu lo. (Pelakunya) enggak tahu," ujar dia.
Kementerian BUMN menegaskan bahwa percakapan tersebut bukan membahas tentang 'bagi-bagi fee' sebagaimana yang dicoba digambarkan dalam penggalan rekaman suara tersebut.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro membenarkan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir berdiskusi terkait rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.
"Dalam diskusi tersebut Bu Menteri (Rini Soemarno) dan Pak Sofyan Basir memiliki tujuan yang sama yaitu memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN dan negara, bukan sebaliknya untuk membebani PLN," kata Imam.
Lantas, Apakah BUMN dan PLN Berhenti Hingga Tahap Klarifikasi?
Tidak, baik Kementerian BUMN maupun PLN berencana akan melaporkan si penyebar rekaman ke pihak berwajib. "Rencana kami akan melaporkan juga, kami proses dulu," ujar Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka.
Begitu pula dengan Kementerian BUMN. Menteri Rini saat dijumpai di acara pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan, Senin (30/4/2018), mengatakan akan melaporkan ke pihak berwajib terkait rekaman bocor tersebut. "Tunggu saja," katanya.
Masalahnya, rekaman yang kadung viral ini sudah merembet ke berbagai kalangan. Komentar pun mulai berdatangan dari anggota fraksi dan Komisi VI DPR RI yang kemudian berujung meminta untuk diperdengarkan rekaman secara penuh.
Akun instagram yang pertama kali menyebarkan rekaman bocor tersebut per hari ini sudah tak ada jejaknya. Postingan maupun akunnya sudah dihapus total dari instagram. Jejak digital kini tersisa di jaringan twitter saja.
Bagaimana Kelanjutan Proyek Terminal LNG?
Proyek ini ditawarkan baik ke PLN dan Pertamina. Untuk Pertamina, Yenny Andayani yang menandatangani HoA saat itu sendiri kini sudah tak ada di Pertamina. Terakhir Yenny menjabat sebagai Direktur Gas Pertamina, hingga akhirnya ia dicopot dan dibubarkan direktoratnya Februari lalu oleh Kementerian BUMN karena akan dibentuknya Holding Migas BUMN.
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman juga tidak mengetahui pasti perkembangan kerjasama Pertamina dengan BSM ini. "Mungkin bisa dikonfirmasi ke ex Direktorat Gas atau Pak Gigih (direktur perencanaan investasi). Sejauh pengetahuan saya tim masih mengkaji ulang potensi pasarnya," ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Potensi pasar yang dimaksud ini, berdasar data kajian terakhir, memang cukup kecil dibanding kapasitas terminal gas tersebut. Jika gas bisa menampung hingga 500 MMSCFD, pasar yang bisa menyerap diperkirakan hanya sebanyak 300 MMSCFD. Jadi masih ada sisa gas yang belum bisa dijual atau diserap.
Sementara, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso mengatakan proyek ini sudah tidak dilanjutkan lagi oleh Pertamina. "Setahu saya proyek ini sudah dihentikan karena konsumsi gas tidak tumbuh."
PLN juga memiliki jawaban serupa, Made Suprateka mengatakan bahwa proyek tersebut tidak dilanjutkan oleh PLN. " Ternyata proyeknya gak jadi, tapi mungkin suatu saat. Waktu itu 2017 pertengahan tidak jadinya," kata Made.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular