
Cegah Proyek Ambruk, Pekerja Konstruksi akan Diseleksi Ketat
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
28 April 2018 14:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Kecelakaan kerja dalam berbagai proyek infrastruktur kerap kali disebabkan kalalaian para pekerja dalam menjalankan tugas sesuai prosedur yang berlaku.
Selain kurangnya kedisiplinan, pengawasan juga dinilai masih kurang sehingga potensi terjadinya kecelakaan kerja semakin meningkat.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan telah melakukan evaluasi atas kejadian-kejadian yang ada. Ke depan, proses penerimaan pekerja dia sebut akan semakin diperketat.
"Tentu saja kalau kita melihat banyaknya percepatan dan banyaknya alokasi dana untuk konstruksi, kita harus jauh lebih siap juga, baik itu dari sisi sumber daya manusia, begitu juga standarisasi peralatan, material, metodologi," kata Syarif di Gedung Kerta Niaga, Sabtu (28/4/2018).
Dia mencontohkan, beberapa insiden yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Peristiwa jembatan tol yang ambruk di Manado, kata dia, sebagai bentuk kegagalan konstruksi di mana kesalahan prosedur ada pada saat proses pelaksanaan.
Sementara itu, untuk jembatan yang rubuh di Tuban, Jawa Timur dia sebut mengalami kelebihan muat (overload). "Jadi banyak sekali memang yang harus kami evaluasi kembali atau lakukan investigasi terhadap seluruh jembatan.
"Memang jauh lebih besar dana untuk pemeliharaan di PUPR, dibandingkan untuk membangun yang baru," tambahnya.
Syarif memastikan, tidak ada keterburu-buruan dalam berbagai pengerjaan proyek Pemerintah. Yang terjadi selama ini, utamanya adalah kurang disiplinnya pekerja dan pengawasan.
(hps) Next Article Jokowi Sentil Pejabat yang Masih Tender Proyek di Ujung Tahun
Selain kurangnya kedisiplinan, pengawasan juga dinilai masih kurang sehingga potensi terjadinya kecelakaan kerja semakin meningkat.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan telah melakukan evaluasi atas kejadian-kejadian yang ada. Ke depan, proses penerimaan pekerja dia sebut akan semakin diperketat.
Dia mencontohkan, beberapa insiden yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Peristiwa jembatan tol yang ambruk di Manado, kata dia, sebagai bentuk kegagalan konstruksi di mana kesalahan prosedur ada pada saat proses pelaksanaan.
Sementara itu, untuk jembatan yang rubuh di Tuban, Jawa Timur dia sebut mengalami kelebihan muat (overload). "Jadi banyak sekali memang yang harus kami evaluasi kembali atau lakukan investigasi terhadap seluruh jembatan.
"Memang jauh lebih besar dana untuk pemeliharaan di PUPR, dibandingkan untuk membangun yang baru," tambahnya.
Syarif memastikan, tidak ada keterburu-buruan dalam berbagai pengerjaan proyek Pemerintah. Yang terjadi selama ini, utamanya adalah kurang disiplinnya pekerja dan pengawasan.
(hps) Next Article Jokowi Sentil Pejabat yang Masih Tender Proyek di Ujung Tahun
Most Popular