
Internasional
Korea Utara dan Selatan: Perang Selesai!
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
27 April 2018 17:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan menegaskan akan bersama-sama menghilangkan risiko perang dan bekerja sama untuk mencapai denuklirisasi sepenuhnya di Semenanjung Korea.
Pernyataan bersama yang dikeluarkan hari Jumat (27/4/2018) dari Panmunjom menjadi kesimpulan dari pertemuan bersejarah yang bertujuan mencapai perdamaian di antara kedua negara untuk kali pertama dalam lebih dari 60 tahun. Pertemuan para pemimpin Korea tersebut adalah yang pertama dalam lebih dari satu dekade, CNBC International melaporkan.
Pernyataan itu dikeluarkan di sela-sela penandatanganan perjanjian antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk mencapai perdamaian yang permanen dan solid di Semenanjung Korea.
Kedua Korea berjanji menurunkan ketegangan militer, bekerja sama untuk mencapai perdamaian, dan mengupayakan wilayah yang bebas nuklir. Mereka juga berjanji untuk meningkatkan hubungan antarkedua Korea dan bekerja mencapai kemakmuran dan unifikasi di masa depan.
Upaya tersebut akan melibatkan perubahan batas negara mereka menjadi zona damai, mendorong diskusi dengan berbagai negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), pengurangan jumlah senjata, dan menghentikan upaya-upaya keras lainnya, menurut pernyataan tersebut.
"Kita sedang berada di titik awal hari ini, di mana sebuah sejarah perdamaian, kemakmuran, dan hubungan inter-Korea sedang dituliskan," kata Kim setelah sebelumnya berjabat dan bergandengan tangan dengan Moon dalam suasana penuh senyum. Ia menyebut Korea Utara dan Selatan sebagai "saudara yang tidak seharusnya hidup terpisah" dan berterima kasih pada Moon dan pejabat Korea Selatan lainnya atas suksesnya penyelenggaraan pertemuan tersebut.
Kim juga mengatakan kedua negara akan bersatu untuk menikmati kemakmuran.
Deklarasi yang hangat itu mengejutkan dunia, mempertimbangkan hubungan kedua negara yang memburuk sejak Perang Korea dimulai tahun 1950 dan memakan korban jiwa hingga lebih dari 1 juta jiwa.
Secara teknis, kedua Korea masih berada dalam suasana perang sebab perjanjian yang ditandatangani tahun 1953 hanyalah perjanjian gencatan senjata dan bukan perjanjian perdamaian.
Pertemuan tingkat tinggi yang pertama setelah beberapa dekade penuh uji coba dan ancaman nuklir dari Korea Utara itu mengawali rencana pertemuan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump bulan Mei atau Juni mendatang.
(aji) Next Article Diskusi Trump-Kim Buntu, Korea Selatan Tawarkan Bantuan
Pernyataan bersama yang dikeluarkan hari Jumat (27/4/2018) dari Panmunjom menjadi kesimpulan dari pertemuan bersejarah yang bertujuan mencapai perdamaian di antara kedua negara untuk kali pertama dalam lebih dari 60 tahun. Pertemuan para pemimpin Korea tersebut adalah yang pertama dalam lebih dari satu dekade, CNBC International melaporkan.
Pernyataan itu dikeluarkan di sela-sela penandatanganan perjanjian antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk mencapai perdamaian yang permanen dan solid di Semenanjung Korea.
Upaya tersebut akan melibatkan perubahan batas negara mereka menjadi zona damai, mendorong diskusi dengan berbagai negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), pengurangan jumlah senjata, dan menghentikan upaya-upaya keras lainnya, menurut pernyataan tersebut.
"Kita sedang berada di titik awal hari ini, di mana sebuah sejarah perdamaian, kemakmuran, dan hubungan inter-Korea sedang dituliskan," kata Kim setelah sebelumnya berjabat dan bergandengan tangan dengan Moon dalam suasana penuh senyum. Ia menyebut Korea Utara dan Selatan sebagai "saudara yang tidak seharusnya hidup terpisah" dan berterima kasih pada Moon dan pejabat Korea Selatan lainnya atas suksesnya penyelenggaraan pertemuan tersebut.
Kim juga mengatakan kedua negara akan bersatu untuk menikmati kemakmuran.
Deklarasi yang hangat itu mengejutkan dunia, mempertimbangkan hubungan kedua negara yang memburuk sejak Perang Korea dimulai tahun 1950 dan memakan korban jiwa hingga lebih dari 1 juta jiwa.
Secara teknis, kedua Korea masih berada dalam suasana perang sebab perjanjian yang ditandatangani tahun 1953 hanyalah perjanjian gencatan senjata dan bukan perjanjian perdamaian.
Pertemuan tingkat tinggi yang pertama setelah beberapa dekade penuh uji coba dan ancaman nuklir dari Korea Utara itu mengawali rencana pertemuan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump bulan Mei atau Juni mendatang.
(aji) Next Article Diskusi Trump-Kim Buntu, Korea Selatan Tawarkan Bantuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular