Membuat Biaya Transaksi Lebih Murah Lewat Kartu ATM 'Garuda'
gita rossiana, CNBC Indonesia
25 April 2018 14:30
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai adanya implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) bisa meningkatkan efisiensi di seluruh sistem pembayaran. Efisiensi ini mulai dari transaksi kartu debit/ATM berlogo 'Garuda' di dalam negeri, penurunan biaya merchant discount rate dan distribusi uang tunai.
Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional BI Pungky P Wibowo menjelaskan, saat ini ada sekitar 170 kartu debit/ATM yang ada di Indonesia. Setelah ada GPN, semua kartu debit/ATM tersebut harus ditransaksikan dan diproses di dalam negeri. Sedangkan sebelumnya, pemprosesan transaksi kartu debit ini dilakukan di luar negeri.
Pungky tidak menjelaskan secara detail berapa besar potensi pemprosesan transaksi di dalam negeri. Namun dia mencontohkan untuk lembaga switching PT Artajasa Pembayaran Elektronis yang sebelumnya tidak memproses kartu debit, saat ini bisa memproses transaksi sekitar Rp 1 triliun.
"Ini potensi besar," ujar Pungky saat ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Kemudian ada pula efisiensi dari segi MDR atau biaya transaksi di merchant yang dipatok 0,15% untuk transaksi on us dan 1% untuk transaksi off us."Bahkan untuk bantuan sosial dan transaksi yang berhubungan antara masyarakat dengan pemerintah, biaya transaksinya bisa Rp 0," ujar dia.
Next, biaya transfer antar bank juga semakin murah semenjak adanya interkoneksi dan interoperabilitas berkat GPN. Pungky mencontohkan untuk transfer antar bank pemerintah saat ini sudah bisa Rp 4.000.
"Di luar bank pemerintah juga murah, paling tidak tidak setinggi dulu," papar dia.
Direktur Utama Artajasa Bayu Hantanasena menambahkan, penghematan akan jauh luar biasa apabila sudah ada QR Code. Pasalnya, transaksi bisa jadi lebih efisien dan bisa dari sumber dana yang beragam.
"Penghematan akan lebih besar apabila sudah tidak menggunakan uang tunai, karena memang distribusi uang tunai lumayan mahal," kata dia.
(dru) Next Article Lewat Kartu ATM 'Garuda' Saatnya RI Sendiri Jadi Tuan Rumah
Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional BI Pungky P Wibowo menjelaskan, saat ini ada sekitar 170 kartu debit/ATM yang ada di Indonesia. Setelah ada GPN, semua kartu debit/ATM tersebut harus ditransaksikan dan diproses di dalam negeri. Sedangkan sebelumnya, pemprosesan transaksi kartu debit ini dilakukan di luar negeri.
Pungky tidak menjelaskan secara detail berapa besar potensi pemprosesan transaksi di dalam negeri. Namun dia mencontohkan untuk lembaga switching PT Artajasa Pembayaran Elektronis yang sebelumnya tidak memproses kartu debit, saat ini bisa memproses transaksi sekitar Rp 1 triliun.
Kemudian ada pula efisiensi dari segi MDR atau biaya transaksi di merchant yang dipatok 0,15% untuk transaksi on us dan 1% untuk transaksi off us."Bahkan untuk bantuan sosial dan transaksi yang berhubungan antara masyarakat dengan pemerintah, biaya transaksinya bisa Rp 0," ujar dia.
Next, biaya transfer antar bank juga semakin murah semenjak adanya interkoneksi dan interoperabilitas berkat GPN. Pungky mencontohkan untuk transfer antar bank pemerintah saat ini sudah bisa Rp 4.000.
"Di luar bank pemerintah juga murah, paling tidak tidak setinggi dulu," papar dia.
Direktur Utama Artajasa Bayu Hantanasena menambahkan, penghematan akan jauh luar biasa apabila sudah ada QR Code. Pasalnya, transaksi bisa jadi lebih efisien dan bisa dari sumber dana yang beragam.
"Penghematan akan lebih besar apabila sudah tidak menggunakan uang tunai, karena memang distribusi uang tunai lumayan mahal," kata dia.
(dru) Next Article Lewat Kartu ATM 'Garuda' Saatnya RI Sendiri Jadi Tuan Rumah
Most Popular