Gubernur BI Beberkan Hasil Pertemuan Spring Meeting IMF 2018

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 April 2018 10:34
Gubernur BI mengungkapkan sejumlah isu yang menjadi topik utama dalam rangkaian pertemuan musim semi IMF 2018
Foto: REUTERS/Yuri Gripas
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan sejumlah isu yang menjadi topik utama dalam rangkaian pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) 2018. Acara tersebut berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada 19-21 April 2018 lalu.

Dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (24/4/2018), pertumbuhan ekonomi global pada 2018-2019 diproyeksikan 3,9% atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi di 2017 yang hanya 3,8%. Hal ini didorong oleh pemulihan perdagangan global, serta aktivitas investasi yang merata.

Adapun kondisi keuangan global masih cukup akomodatif meskipun diwarnai oleh proses penyesuaian harga aset sejalan dengan proses normalisasi kebijakan moneter negara maju, tensi perdagangan dan ketegangan geopolitik yang berpotensi memberikan tekanan.

BI pun mendukung rekomendasi kebijakan IMF untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, meningkatkan resiliensi, serta mengutamakan prioritas kebijakan jangka menengah dan panjang dengan terus melakukan reformasi di sektor riil, fiskal, dan upaya pendalaman pasar keuangan.

Selain itu, BI menilai, penggunaan kebijakan makroprudensial dibutuhkan untuk memantau risiko dan eksposur aset di sektor keuangan. Peningkatan kerja sama multilateral menjadi sangat relevan saat ini mengingat adanya ancaman proteksionisme pada sistem perdagangan global.

Dalam pertemuan antara seluruh penjaga keuangan negara, baik itu Menteri Keuangan maupun Gubernur Bank Sentral Anggota G-20, Indonesia sepakat untuk memperkuat kerjasama dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, berimbang, dan inklusif.

Agus Marto mengatakan, kebijakan yang dilakukan Indonesia sudah tepat dalam menghadapi tantangan perekonomian global, baik itu melalui kebijakan fiskal, moneter, makroprudensial,serta kebijakan struktural termasuk melalui sistem pembayaran dan pengelolaan rupiah.

"BI bersama dengan pemerintah, dan lembaga/Instansi terkait terus berupaya untuk mengoptimalkan berbagai momentum positif dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan memperkuat struktur perekonomian," tuturnya.


(dru) Next Article Healthy Mind, Body & Spirit! Bos BI Masih Kuat Gowes

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular