RI Berutang untuk Bayar Utang, Tapi Kondisinya Membaik

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 April 2018 15:33
RI Berutang untuk Bayar Utang, Tapi Kondisinya Membaik
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melaporkan keseimbangan primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 per akhir Maret defisit sebesar Rp 17,3 triliun. Defisit keseimbangan primer turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 38,7 triliun. 

Keseimbangan primer adalah selisih antara penerimaan negara dikurangi belanja yang tidak termasuk pembayaran utang. Jika nilainya masih defisit, maka artinya pemerintah harus berutang lagi untuk membayar utang-utang yang jatuh tempo. 

APBN sudah mengalami defisit keseimbangan primer sejak 2012. Berikut perkembangannya: 

RI Berutang untuk Bayar Utang, Tapi Kondisinya MembaikKemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan posisi keseimbangan primer semakin membaik. Bahkan pemerintah punya target untuk membalikkan defisit menjadi surplus.
 

"Kita harap untuk primary balance semakin mendekati nol. Atau kita upayakan berangsur-angsur surplus," katanya dalam konferensi pers realisasi APBN 2018 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4/2018). 

Sri Mulyani ada benarnya, defisit keseimbangan primer memang mengalami perbaikan. Pada kuartal I-2018, defisit keseimbangan primer APBN adalah Rp 17,3 triliun. Sementara dalam periode yang sama tahun sebelumnya adalah Rp 38,7 triliun. Pada kuartal I-2016 lebih parah lagi, dengan defisit mencapai Rp 90,4 triliun. 

Namun bagaimanapun, keseimbangan primer yang terus defisit menjadi hal yang patut diperhatikan. Bila hal ini terus berlanjut, maka anggaran negara akan tergantung kepada utang untuk membiayai dirinya sendiri. Anggaran negara menjadi tidak berkelanjutan (sustainable) karena nasibnya bergantung kepada utang.
Oleh karena itu, jalan tengah yang bisa ditempuh adalah mengurangi beban utang bila memang diperlukan. Jalan ke arah sana sudah terbuka, dengan kenaikan peringkat surat utang Indonesia dari berbagai lembaga. Kenaikan peringkat akan membuat biaya utang semakin rendah. 

Moody's baru saja menaikkan peringkat utang Indonesia dari Baa3 menjadi Baa2 pada akhir pekan lalu. Bila perekonomian Indonesia terus membaik, bukan tidak mungkin hal ini akan disusul oleh lembaga pemeringkat lainnya. 

Kenaikan rating dari berbagai lembaga pemeringkat terbukti mampu menurunkan biaya utang pemerintah. Pada kuartal I-2018, rata-rata bunga utang adalah 4,89%. Turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 5,39%.

Langkah kedua tentu meningkatkan penerimaan negara. Namun harus digarisbawahi peningkatan penerimaan negara harus dilakukan dengan cermat, terukur, dan tidak menimbulkan gejolak dalam perekonomian. 

Mengingat kepatuhan pajak di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan negara-negara tetangga, masih ada ruang untuk meningkatkan penerimaan negara. Langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai membuat perekonomian justru menyusut.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru) Next Article Kondisi APBN Maret 2018: Rupiah dan ICP Meleset dari Asumsi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular