
Kunjungi China, Luhut Sebut RI Netral dalam Perang Dagang
Exist In Exist, CNBC Indonesia
13 April 2018 07:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berada di Beijing, China, sejak Kamis (12/4/2018) untuk membahas kemitraan strategis Indonesia-China.
Pada pertemuan Belt and Road Trade and Investment Forum, Luhut sempat menyampaikan sikap Indonesia yang netral di tengah panasnya isu perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS).
"Indonesia terlalu besar untuk dipaksa berpihak ke salah satu kubu, bahkan di antara negara adikuasa," tegas Luhut seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (13/4/2018).
Luhut juga mengatakan Indonesia akan mengambil peran sebagai penengah (mediator) antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu karena Indonesia sudah menjadi negara yang cukup besar baik dari segi ekonomi, luas negara, dan jumlah penduduk.
"Berada di tengah situasi pergeseran perimbangan kekuatan di Asia, Indonesia memiliki keuntungan untuk dapat berperan sebagai seorang honest broker [penengah] dalam hubungan China-AS. Kita bisa menjadi mediator kalau mereka ada konflik. Karena kita negara cukup besar, kita sekarang sudah kelas trillion dollar country dan ini akan terus bertambah," paparnya.
Pada hari yang sama, Luhut juga menemui Perdana Menteri China Li Keqiang dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
"Saya sangat mengapresiasi dan menyetujui hal itu. Indonesia adalah negara yang sangat berpengaruh di dunia maupun kawasan dan juga adalah wakil dari kelompok ekonomi baru," respons Wang Yi.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Pada pertemuan Belt and Road Trade and Investment Forum, Luhut sempat menyampaikan sikap Indonesia yang netral di tengah panasnya isu perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS).
"Indonesia terlalu besar untuk dipaksa berpihak ke salah satu kubu, bahkan di antara negara adikuasa," tegas Luhut seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (13/4/2018).
"Berada di tengah situasi pergeseran perimbangan kekuatan di Asia, Indonesia memiliki keuntungan untuk dapat berperan sebagai seorang honest broker [penengah] dalam hubungan China-AS. Kita bisa menjadi mediator kalau mereka ada konflik. Karena kita negara cukup besar, kita sekarang sudah kelas trillion dollar country dan ini akan terus bertambah," paparnya.
Pada hari yang sama, Luhut juga menemui Perdana Menteri China Li Keqiang dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
"Saya sangat mengapresiasi dan menyetujui hal itu. Indonesia adalah negara yang sangat berpengaruh di dunia maupun kawasan dan juga adalah wakil dari kelompok ekonomi baru," respons Wang Yi.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular