
Luhut Bahas Kesiapan Bandara Bali Jelang IMF - World Bank
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 April 2018 19:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan PT Angkasa Pura I hari ini, Selasa (3/4/2018), membahas persiapan Bandara Ngurah Rai, Denpasar, dalam menyambut IMF - World Bank Meeting 2018.
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi mengatakan pembahasan seputar penambahan fasilitas sisi udara seperti apron atau tempat parkir pesawat di Bandara Ngurah Rai.
"Luas apron ditambah 83.000 m2 untuk bisa 11 parking stand pesawat. Pembangunan saat ini sudah berlangsung dan diharapkan selesai September," katanya di kantor Menko Kemaritiman, Selasa (3/4/2018).
Di samping memperluas apron, AP I juga menambah jumlah rapid exit taxiway (RET) sehingga operasional take off dan landing dapat lebih cepat.
"Tahun 2017, penumpang di Ngurah Rai 21 juta orang. Saat IMF-WB nanti 17.000 delegasi datang bersamaan, nah itu yang perlu disiapkan. Nanti ada 23 pimpinan negara dengan pesawat yang juga lumayan besar," kata Israwadi.
Dia mengatakan proyek peningkatan kapasitas sisi udara itu menelan investasi sekitar Rp 2,1 triliun. Sementara itu, Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Tumiyana mengatakan perluasan apron masih dibahas, apakah hingga ke laut atau tidak.
(ray/ray) Next Article Jelang Nyepi di Bali, Penumpang Pesawat Alami Kemerosotan
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi mengatakan pembahasan seputar penambahan fasilitas sisi udara seperti apron atau tempat parkir pesawat di Bandara Ngurah Rai.
"Luas apron ditambah 83.000 m2 untuk bisa 11 parking stand pesawat. Pembangunan saat ini sudah berlangsung dan diharapkan selesai September," katanya di kantor Menko Kemaritiman, Selasa (3/4/2018).
Di samping memperluas apron, AP I juga menambah jumlah rapid exit taxiway (RET) sehingga operasional take off dan landing dapat lebih cepat.
"Tahun 2017, penumpang di Ngurah Rai 21 juta orang. Saat IMF-WB nanti 17.000 delegasi datang bersamaan, nah itu yang perlu disiapkan. Nanti ada 23 pimpinan negara dengan pesawat yang juga lumayan besar," kata Israwadi.
Dia mengatakan proyek peningkatan kapasitas sisi udara itu menelan investasi sekitar Rp 2,1 triliun. Sementara itu, Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Tumiyana mengatakan perluasan apron masih dibahas, apakah hingga ke laut atau tidak.
(ray/ray) Next Article Jelang Nyepi di Bali, Penumpang Pesawat Alami Kemerosotan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular