Internasional

Produksi Berlebihan Ancam Surga Makanan "Super" Andes

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
26 March 2018 13:08
Penjualan superfood melonjak 202% di periode 2011-2015.
Foto: REUTERS/David Mecardo
Lima, CNBC Indonesia - Dari puncak pegunungan Andes hingga pedalaman hutan hujan Amazon dan Patagonia yang dingin, penduduk asli setempat telah lama mengonsumsi quinoa, camu camu dan calafate. Makanan-makanan tersebut adalah bagian dari diet sehat yang belakangan menjadi fenomena global, dan saat ini terancam akibat kelebihan produksi.

Kaya akan antioksidan, vitamin, asam amino, mineral, dan serat, biji-bijian dari dataran tinggi (seperti quinoa, amaranth, dan kaniwa), umbi-umbian (seperti singkong dan yacon) dan buah beri (seperti calafate, jambu biji Chili) menawarkan harapan baru untuk mencegah penyakit kardiovaskular, obesitas, dan kanker.


Meski sudah dikonsumsi oleh para penduduk asli selama ribuan tahun, makanan-makanan super (superfood) ini baru saja memperoleh popularitas dan akses ke pasar internasional.

Harga produk alami kuno ini melonjak 202% antara tahun 2011 dan 2015, menurut Promperu, Komisi Ekspor dan Pariwisata Peru, seperti dilansir dari AFP.

Promperu juga menunjukkan ekspor produk-produk tersebut, seperti kacang sacha inchi yang kaya akan asam lemak dan buah lucuma yang tinggi vitamin, mengalami peningkatan 10% dari bulan Januari sampai November 2017.

Peningkatan konsumsi makanan-makanan sehat ini didorong oleh para foodies atau para pencicip makanan, vegetarian, dan ahli diet, sehingga para produsen pun menyesuaikan hasil panen tahunan mereka dengan permintaan pasar.

Data dari Promperu menunjukkan nilai ekspor quinoa Peru atau "biji-bijian emas Incas" naik empat kali lipat dari US$34,5 juta (Rp 474,9 miliar) menjadi lebih dari $124 juta di antara tahun 2012 dan 2017.

Sementara itu, ekspor sacha inchi melesat 116% tahun lalu.

Namun, komposisi tanah dan pemrosesan makanan super yang dilalui agar bisa dijual secara komersial dan diekspor bisa mengubah atau bahkan merusak sifat unik mereka, kata Marcela Zamorano, seorang ahli kimia spesialisasi analisis makanan di University of Santiago, Chili.

Quinoa seringkali diproses menggunakan suhu tinggi.

"Tantangan utamanya adalah memastikan nutrisi dari produk yang sudah terindustrialisasi tidak berkurang jika dibandingkan dengan biji-bijian asli," kata Ritva Repo, ahli kimia makanan di Universitas Agraria La Molina di Peru. Doktor asal Finlandia itu sudah menulis beberapa buku tentang quinoa.

Meskipun berasal dari dataran tinggi Andean di Bolivia dan Peru, quinoa juga tumbuh di beberapa negara termasuk China, India, Belanda, dan Amerika Serikat (AS).

Repo berkata biji-bijian Andean ini kehilangan beberapa nutrisinya karena dikeluarkan dari habitat alaminya.

"Quinoa yang tumbuh pada [ketinggian] 4.000 meter [di atas permukaan laut] adalah yang paling bernutrisi," kata Direktur Promperu Isabella Falco. Ia adalah sosok yang mendesak adanya pelabelan biji-bijian berdasarkan daerah asalnya sehingga konsumen bisa mengidentifikasi produk Peru.

Sementara itu, amaranth yang lebih kaya akan kalsium dan protein daripada quinoa, serta kaniwa yang mengandung lebih banyak serat dan zat besi daripada amaranth, pada akhirnya bisa bergabung dengan biji-bijian kuno Andean lainnya dan memiliki nasib yang sama seperti quinoa.

Para pakar mengatakan biji-bijian, buah, dan buah beri tersebut dapat bantu mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit kronis tidak menular, seperti diabetes.

Namun, makanan-makanan tersebut tidak bisa menggantikan obat jika Anda sakit, Zamorano menekankan.

"Umumnya, makanan super tidak melawan patogen tertentu, tetapi mereka mencegah perkembangan penyakit khusus," katanya kepada AFP.

Sebuah industri kini telah dibangun dengan kue, jeli, dan minuman energi menggunakan komposisi seperti maca (sayur umbi-umbian yang memiliki nama sebutan Incan Viagra), camu camu (buah dari Amazon yang mengandung vitamin C senilai 50 jeruk) atau daun coca yang sangat bernutrisi.

Pada peneliti di Universitas Chili menguji kandungan anti-obesitas dari calafate berry, yang tumbuh di Chile selatan dan Argentina.

"Gagasan kami adalah ini bisa berfungsi sebagai makanan tambahan untuk diet penurunan berat badan," kata Diego Garcia yang memimpin proyek penelitian tersebut.

Garcia juga mempelajari kandungan anti-inflamasi dari jambu biji Chili, strawberry liar, dan wineberry Chili atau the midnight blue-hued maqui yang digunakan untuk mewarnai anggur dan disebut-sebut memiliki kandungan antioksidan.

Di La Paz, Lima dan Santiago, makanan-makanan super ini semakin mendapatkan posisi terhormat di sejumlah restoran. Beberapa restoran yang menyajikan makanan tersebut pun telah menerima peringkat gastronomi teratas, seperti Borago di Santiago, Amaz di Lima, dan Gustu di La Paz.
(prm) Next Article Tuntut Reformasi Pertanian, Unjuk Rasa Petani India Rusuh!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular