
Perang Dagang Jadi Topik Khusus Pertemuan Negara G-20
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 March 2018 14:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh negara anggota G-20 mengemukakan kekhawatirannya atas potensi terjadinya perang dagang setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan menerapkan tarif bea masuk impor baja dan alumunium terhadap sejumlah negara.
Hal tersebut dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang ikut menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 di Buenos Aires, Argentina, seperti dikutip CNBC Indonesia melalui akun Facebook Sri Mulyani, Kamis (22/3/2018).
"Fokus perhatian dari banyak negara G-20 adalah kecenderungan kebijakan ekonomi yang proteksionis dan beriorientasi ke dalam, kekhawatiran munculnya perang dagang [...]," tulis Sri Mulyani.
Semua negara anggota G-20, sambung dia, diharapkan terus menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan menjaga kebijakan fiskal dan moneter yang suportif, namun tetap berkelanjutan.
"Dan terus menjalankan reformasi yang penting untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing ekonomi," jelasnya.
Khusus bagi Indonesia, Sri Mulyani mengatakan akan terus melanjutkan kebijakan ekonomi dan reformasi yang bertujuan untuk memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan lebih merata dengan memperbaiki kebijakan yang akan ditempuh.
"Untuk meningkatkan investasi dan ekspor, dan menjaga daya beli masyarakat serta fokus pada investasi sumber daya manusia," katanya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai isu penting bagi pemulihan dan stabilitas ekonomi negara-negara anggota G-20 dan perekonomian global secara keseluruhan.
Pada hari Selasa (20/3/2018) setelah pertemuan G20 berakhir, gubernur bank sentral Argentina, Federico Sturzenegger, mengatakan diskusi tentang perdagangan internasional antara para pemimpin keuangan negara G20 memiliki "semangat konstruktif", dilansir dari Reuters.
Menteri Perdagangan Argentina Nicolas Dujovne mengatakan para delegasi berbicara tentang isu-isu perdagangan yang umum. Mereka juga tidak memberi sinyal bahwa dunia bergerak ke arah perang dagang.
Ia mengatakan bea impor baja dan aluminium yang direncanakan oleh Amerika Serikat tidak dibahas secara langsung.
(prm) Next Article Sri Mulyani Cerita Tentang Arab Hari Ini & Makan Baby Camel
Hal tersebut dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang ikut menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 di Buenos Aires, Argentina, seperti dikutip CNBC Indonesia melalui akun Facebook Sri Mulyani, Kamis (22/3/2018).
"Fokus perhatian dari banyak negara G-20 adalah kecenderungan kebijakan ekonomi yang proteksionis dan beriorientasi ke dalam, kekhawatiran munculnya perang dagang [...]," tulis Sri Mulyani.
"Dan terus menjalankan reformasi yang penting untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing ekonomi," jelasnya.
Khusus bagi Indonesia, Sri Mulyani mengatakan akan terus melanjutkan kebijakan ekonomi dan reformasi yang bertujuan untuk memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan lebih merata dengan memperbaiki kebijakan yang akan ditempuh.
"Untuk meningkatkan investasi dan ekspor, dan menjaga daya beli masyarakat serta fokus pada investasi sumber daya manusia," katanya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai isu penting bagi pemulihan dan stabilitas ekonomi negara-negara anggota G-20 dan perekonomian global secara keseluruhan.
Pada hari Selasa (20/3/2018) setelah pertemuan G20 berakhir, gubernur bank sentral Argentina, Federico Sturzenegger, mengatakan diskusi tentang perdagangan internasional antara para pemimpin keuangan negara G20 memiliki "semangat konstruktif", dilansir dari Reuters.
Menteri Perdagangan Argentina Nicolas Dujovne mengatakan para delegasi berbicara tentang isu-isu perdagangan yang umum. Mereka juga tidak memberi sinyal bahwa dunia bergerak ke arah perang dagang.
Ia mengatakan bea impor baja dan aluminium yang direncanakan oleh Amerika Serikat tidak dibahas secara langsung.
(prm) Next Article Sri Mulyani Cerita Tentang Arab Hari Ini & Makan Baby Camel
Most Popular