Sri Mulyani Bagikan Kunci Atasi Malapetaka Bumi

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
26 July 2024 07:25
Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Jakarta, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Jakarta, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman))

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri COP28-G20 Brazil Finance Track yang diadakan di Rio de Janeiro, Kamis (25/7/2024).

Terungkap dalam laman Instagram @smindrawati, dia mengungkapkan dirinya hadir sebagai panelis di acara tersebut. Dia menuturkan bahwa tema event kali ini sangat menarik, yaitu "Making Sustainable Finance Available, Accessible, and Affordable".

Menurutnya, tema ini membawa pesan mengenai bagaimana mewujudkan pembiayaan berkelanjutan yang semakin tersedia (available), dapat dijangkau (accessible), dan murah (affordable).

"Dalam diskusi panel tersebut, saya menggarisbawahi peran penting bauran kebijakan fiskal dan makroekonomi yang tepat untuk menarik pendanaan secara terjangkau untuk membiayai Transisi Ekonomi dalam Climate Action," ujarnya dikutip dari laman @smindrawati, Jumat (26/7/2024).

Sri Mulyani sendiri memang menjabat sebagai Ketua bersama (Co-chair) Koalisi Menteri-Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim. Ini adalah forum para Menkeu bertukar bertukar pikiran, pengetahuan, dan pengalaman dalam menyusun kebijakan penanganan Tantangan Perubahan Iklim, khususnya di era tingginya tingkat suku bunga global. Dalam kondisi ini, dia menilai peran kebijakan yang baik dan tepat sangat penting.

"If you have good policies, you can attract good capital," tulis Sri Mulyani dalam laman Instagram miliknya.

Artinya, jika pemerintah memiliki kebijakan yang baik, maka mereka dapat 'mengundang' aliran modal yang bagus. Dia pun memberikan apresiasi khusus kepada Menkeu dan Menteri Lingkungan Hidup Brazil dalam memimpin Presidensi G20 serta Menkeu UAE sebagai Pimpinan COP28 yang terus mendorong berbagai hadirnya pendanaan iklim yang nyata dan inovatif melalui swasta, filantropis maupun MDBs, tentunya selain pendanaan publik sendiri.

"Perubahan iklim tidak hanya sebagai tantangan namun juga memberikan kesempatan (opprtunities). Bersama mari kita wujudkan peluang untuk menyelamatkan bumi kita dengan pendanaan iklim yang berkelanjutan," tegasnya.

Sebagai catatan, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan pernah mengungkapkan realisasi anggaran untuk perubahan iklim dari tahun 2016 hingga 2022 mencapai Rp569 triliun. Ini merupakan bagian dari Climate Budget Tagging (CBT).

Dari total realisasi belanja untuk aksi perubahan iklim sebesar Rp569 triliun, paling besar digunakan untuk mitigasi. Persentasenya sekitar 58,4 persen atau sebesar Rp332,84 triliun.

Adapun, BKF menghitung secara tahunan, belanja aksi perubahan iklim rata-rata Rp81,3 triliun per tahun atau 3,5 persen dari APBN. Ke depannya, kebutuhan pendanaan aksi mitigasi untuk tahun 2018-2030 diperkirakan mencapai Rp4.002,44 triliun. Dengan demikian, rata-rata dana yang dibutuhkan mencapai sebesar Rp307,88 triliun per tahun.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hadiri G20 di Brasil, Sri Mulyani Bicara Soal Kelaparan & Ketimpangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular