
Hindari Skimming, Bank Kebut Migrasi Kartu Debit ke Chip
gita rossiana, CNBC Indonesia
20 March 2018 08:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bank terus berusaha menyelesaikan migrasi kartu debit/atm dari magnetic stripe ke chip. Migrasi ini juga dilakukan untuk menghindari nasabah dari risiko skimming yang marak beredar akhir-akhir ini.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rohan Hafas menjelaskan, jumlah kartu debit/atm yang saat ini menggunakan chip sekitar 25-30% dari total kartu sebanyak 17 juta. Sementara sampai akhir 2018, Rohan memperkirakan sekitar 45-50% kartu debit/atm yang menggunakan chip.
"Kami sudah sampai 30%, kami selalu mengikuti aturan dan nanti saat 2021 semua sudah pakai chip," ujar dia di Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Adanya penggunaan kartu chip memang lebih aman dari penggunaan magnetic stripe. Menurut Rohan, setahun lalu pernah ada kasus double swipe yang dilakukan oleh kasir. Hal tersebut bisa terjadi karena kartu yang digunakan adalah magnetic stripe.
Namun selain menggunakan chip, cara aman lain yang ampuh untuk menghindari skimming adalah notifikasi.
"Walaupun cara itu boleh dibilang relatif tradisional tetapi itu lebih ampuh karena dia tidak berpacu sama teknologi kan. Pokoknya dana kita ada berkurang sedikit, kita diinfokan," ungkap dia.
Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) juga mulai melakukan migrasi kartu debit/atm ke chip. Direktur BNI Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan, pihaknya mulai menerbitkan kartu berbasis chip sejak Juli 2017. Sedangkan sampai Desember 2018, BNI sudah menyiapkan kartu berbasis chip sebanyak 4 juta kartu.
"Sampai dengan posisi Maret 2018 total kartu debit chip bertahap sudah mencapai 4% dari total kartu yg wajib dimigrasikan ke kartu chip," kata dia
Pada tahap awal, penerbitan kartu berbasis chip diawali oleh pegawai BNI. Tahap berikutnya adalah untuk nasabah umum. Penerbitan kartu debit berbasis chip diprioritaskan untuk nasabah baru dan nasabah yang mengganti kartu.
"Kemudian untuk nasabah yang aktif bertransaksi," papar dia.
(dru) Next Article Lewat Kartu ATM 'Garuda' Saatnya RI Sendiri Jadi Tuan Rumah
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rohan Hafas menjelaskan, jumlah kartu debit/atm yang saat ini menggunakan chip sekitar 25-30% dari total kartu sebanyak 17 juta. Sementara sampai akhir 2018, Rohan memperkirakan sekitar 45-50% kartu debit/atm yang menggunakan chip.
"Kami sudah sampai 30%, kami selalu mengikuti aturan dan nanti saat 2021 semua sudah pakai chip," ujar dia di Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Namun selain menggunakan chip, cara aman lain yang ampuh untuk menghindari skimming adalah notifikasi.
"Walaupun cara itu boleh dibilang relatif tradisional tetapi itu lebih ampuh karena dia tidak berpacu sama teknologi kan. Pokoknya dana kita ada berkurang sedikit, kita diinfokan," ungkap dia.
Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) juga mulai melakukan migrasi kartu debit/atm ke chip. Direktur BNI Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan, pihaknya mulai menerbitkan kartu berbasis chip sejak Juli 2017. Sedangkan sampai Desember 2018, BNI sudah menyiapkan kartu berbasis chip sebanyak 4 juta kartu.
"Sampai dengan posisi Maret 2018 total kartu debit chip bertahap sudah mencapai 4% dari total kartu yg wajib dimigrasikan ke kartu chip," kata dia
Pada tahap awal, penerbitan kartu berbasis chip diawali oleh pegawai BNI. Tahap berikutnya adalah untuk nasabah umum. Penerbitan kartu debit berbasis chip diprioritaskan untuk nasabah baru dan nasabah yang mengganti kartu.
"Kemudian untuk nasabah yang aktif bertransaksi," papar dia.
(dru) Next Article Lewat Kartu ATM 'Garuda' Saatnya RI Sendiri Jadi Tuan Rumah
Most Popular