
Internasional
Naikkan Harga, 45 Asosiasi AS Minta Bea Tarif China Dihapus
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 March 2018 10:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 45 asosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) yang mewakili beberapa perusahaan terbesar di negara tersebut mendesak Presiden Donald Trump untuk tidak mengenakan tarif impor produk China. Pengenaan tarif ini akan 'sangat merugikan' ekonomi dan konsumen AS.
(roy/roy) Next Article Biden Tiba-Tiba Kecam China, Gegara Perang Dagang Lagi?
Pernyataan ini disampaikan melalui sebuah surat yang dikirim ke Trump pada hari Minggu (18/3/2018), organisasi tersebut mengatakan penetapan tarif di China akan menaikkan harga barang-barang konsumsi, membuat beberapa pekerjaan terancam di tutup, dan menurunkan pasar keuangan.
Surat tersebut merupakan perkembangan terbaru antara Trump dan komunitas bisnis dalam membahas mengenai kebijakan perdagangan. Presiden kontroversial tersebut telah mengambil langkah agresif yang disebutnya bertujuan melindungi industri dalam negeri.
"Kami mendesak pemerintah untuk tidak menerapkan tarif, dan bekerja sama dengan komunitas bisnis untuk menemukan solusi efektif dan telah dipertimbangkan, bagi kebijakan dan praktik perdagangan proteksionis di China, yang melindungi pekerjaan dan daya saing Amerika. Tarif akan sangat berbahaya," tulis kelompok tersebut.
Kelompok tersebut meminta Trump dan sekutu dagang, bersama-sama membuat perubahan pada kebijakan China. Selain itu, mereka menyatakan kekhawatiran tentang pendekatan China terhadap perdagangan dan penetapan tarif sepihak oleh AS yang akan memisahkan negara dari sekutu, dan membuat mereka menyingkirkan bisnis AS di China sebagai bentuk pembalasan dari Beijing.
Dilansir dari Reuters, asosiasi perdagangan yang secara terbuka mendukung pembahasan kembali penerapan tarif tersebut di antaranya, Kamar Dagang AS, Federasi Ritel Nasional dan Dewan Industri Teknologi Informasi.
Pemerintah Trump disebut akan menetapkan tarif di sektor teknologi informasi, telekomunikasi dan produk konsumen China dalam upaya membentuk perubahan dalam praktik kekayaan intelektual dan investasi Beijing.
Presiden AS dari Partai Republik itu, baru-baru ini mengumumkan rencana penerapan tarif untuk impor baja dan aluminium tertentu, meski mendapat tentangan dari beberapa sektor bisnis.
Kelompok-kelompok tersebut juga meminta Trump untuk mengizinkan pakar industri mempelajari dampak ekonomi dari setiap perubahan dalam kebijakan perdagangan sebelum tindakan tersebut diterapkan.
"Kami mendesak pemerintah untuk menentukan langkah, tindakan komersial yang sesuai dengan kewajiban internasional yang menguntungkan eksportir, importir, dan investor AS, bukannya menghukum konsumen Amerika dan membahayakan keuntungan baru-baru ini dalam daya saing Amerika," ujar mereka.
Surat tersebut merupakan perkembangan terbaru antara Trump dan komunitas bisnis dalam membahas mengenai kebijakan perdagangan. Presiden kontroversial tersebut telah mengambil langkah agresif yang disebutnya bertujuan melindungi industri dalam negeri.
Dilansir dari Reuters, asosiasi perdagangan yang secara terbuka mendukung pembahasan kembali penerapan tarif tersebut di antaranya, Kamar Dagang AS, Federasi Ritel Nasional dan Dewan Industri Teknologi Informasi.
Pemerintah Trump disebut akan menetapkan tarif di sektor teknologi informasi, telekomunikasi dan produk konsumen China dalam upaya membentuk perubahan dalam praktik kekayaan intelektual dan investasi Beijing.
Presiden AS dari Partai Republik itu, baru-baru ini mengumumkan rencana penerapan tarif untuk impor baja dan aluminium tertentu, meski mendapat tentangan dari beberapa sektor bisnis.
Kelompok-kelompok tersebut juga meminta Trump untuk mengizinkan pakar industri mempelajari dampak ekonomi dari setiap perubahan dalam kebijakan perdagangan sebelum tindakan tersebut diterapkan.
"Kami mendesak pemerintah untuk menentukan langkah, tindakan komersial yang sesuai dengan kewajiban internasional yang menguntungkan eksportir, importir, dan investor AS, bukannya menghukum konsumen Amerika dan membahayakan keuntungan baru-baru ini dalam daya saing Amerika," ujar mereka.
(roy/roy) Next Article Biden Tiba-Tiba Kecam China, Gegara Perang Dagang Lagi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular