Sudah Studi, Kapan Indonesia Bangun Pembangkit Nuklir?

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
16 March 2018 14:12
China di 2020 berencana memperbesar porsi tenaga nuklir menjadi 60% untuk melistriki negaranya. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia- Beberapa negara di dunia sudah mengandalkan tenaga nuklir untuk menyalakan pembangkitnya. China misalnya, di 2020 berencana memperbesar porsi tenaga nuklir menjadi 60% untuk melistriki negaranya. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Berdasar Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027, ide pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) kembali dibahas. Energi nuklir memang akan dibangun, tetapi dengan syarat semua pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan sudah dimaksimalkan.



"Pemanfaatan energi nuklir merupakan pilihan terakhir. Apabila targer porsi energi baru 23% pada 2025 tetap harus tercapi. Maka energi nuklir sebagai salah satu pilihan pemanfaatan sumber energi baru dapat dijadikan alternatif pemenuhan target tersebut," sebagaimana tertulis dalam RUPTL, Jumat (16/03/2018).

Lebih lanjut disebut, dalam upaya mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih besar untuk penyediaan listrik, penelitian dan kajian kelayakan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.

"Dengan demikian tidak ditutup kemungkinan untuk dilakukannya kajian ataupun studi pemanfaatan energi nuklir dalam penyediaan tenaga listrik."

Dari studi diketahu bahwa hambatan terbesar untuk bangun PLTN adalah ketidakjelasan biaya kapital, biaya pembuangan limbah radio active, decomissioning, dan biaya nuklir liability atau jika terjadi kecelakaan seperti yang terjadi pada PLTN Fukushima Daichi pada Maret 2011.
(gus/gus) Next Article Benarkah Listrik dari Pembangkit Nuklir Lebih Murah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular