Migas Penyebab Defisit Neraca Perdagangan, Ini Jawaban Jonan

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
16 March 2018 13:30
Sektor migas menjadi penyebab defisit neraca perdagangan selama 3 bulan berturut-turut, begini jawaban dari Menteri Jonan
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menyampaikan keadaan neraca perdagangan bulan Februari lalu, di mana terjadi defisit utamanya karena sektor minyak dan gas bumi. Padahal, untuk ekspor non migas telah berturut-turut mengalami surplus.

Dia menyampaikan secara total defisit neraca perdagangan terjadi selama 3 bulan berturut-turut. Akan tetapi, defisit bulan Februari mencatatkan jumlah yang jauh lebih kecil.



"Terkait komposisi ekspor migasnya, kalau kita lihat di sana yang mengalami negatif itu gas dan minyak mentah," kata Kecuk di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (16/3/2018).

Defisit atas sektor migas bulan lalu tercatat mencapai US$ 870 juta, di mana untuk sektor non migas ada surplus hingga US$ 750 juta. Keadaan ini, disampaikan Kecuk berbeda dengan tahun lalu sebab di dua bulan pertama sektor migas mengalami surplus.

"Januari dan Februari tahun lalu masih surplus ya. Ini memang perlu perhatin karena ada dampak kenaikan harga minyak, dan sebagainya, termasuk volume," terang Kecuk.

Menanggapi hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan defisit wajar terjadi, terutama di sektor hulu migas pada awal tahun karena belanja modal sedang naik dua kali lipat dibanding tahun lalu.

"Di hulu migas mungkin US$ 10-11 juta, sekarang bisa sampai US$ 20, pasti sudah mulai defisit karena tidak mungkin barang modal masuk sekarang besok menghasilkan output yang sama," jelas Jonan. Soal ini , kata Jonan, sebenarnya pun juga sudah diinformasikan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani.
(gus/gus) Next Article Impor Migas Naik, Defisit Neraca Perdagangan Membengkak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular