
Defisit Transaksi Berjalan 2018 Melebar Hingga US$ 23 Miliar
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
13 March 2018 18:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, defisit transaksi berjalan pada tahun ini bisa melebar dari yang sebelumnya diperkirakan US$ 17 miliar menjadi di kisaran US$ 22 miliar - US$ 23 miliar.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pelebaran defisit transaksi berjalan tahun ini tak lepas dari peningkatan impor bahan baku yang digunakan untuk mengakselerasi perekonomian di 2018.
"Defisit transaksi berjalan akan sedikit melebar ke US$ 22 miliar - US$ 23 miliar," kata Agus di kantor Kementerian Keuangan, Selasa (13/3/2018).
Bahkan pada Februari, bank sentral memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mengalami defisit. Namun, defisit neraca perdagangan pada periode tersebut tidak akan lebih tinggi dari periode Januari.
"Jadi diperkirakan neraca perdagangan Februari kita defisit, tapi tidak sebesar Januari," katanya.
Aktivitas impor yang menggeliat, pun diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional. Namun, Agus menegaskan, pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini tidak akan lebih tinggi dari realisasi kuartal sebelumnya,
"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini akan lebih baik, tapi tidak akan setinggi di kuartal empat tahun lalu," jelasnya.
(roy/roy) Next Article Sedih, Perbaikan Ekonomi RI Tak Secepat yang Diperkirakan
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pelebaran defisit transaksi berjalan tahun ini tak lepas dari peningkatan impor bahan baku yang digunakan untuk mengakselerasi perekonomian di 2018.
"Defisit transaksi berjalan akan sedikit melebar ke US$ 22 miliar - US$ 23 miliar," kata Agus di kantor Kementerian Keuangan, Selasa (13/3/2018).
Aktivitas impor yang menggeliat, pun diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional. Namun, Agus menegaskan, pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini tidak akan lebih tinggi dari realisasi kuartal sebelumnya,
"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini akan lebih baik, tapi tidak akan setinggi di kuartal empat tahun lalu," jelasnya.
(roy/roy) Next Article Sedih, Perbaikan Ekonomi RI Tak Secepat yang Diperkirakan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular