
Jerman Paling Terpukul Rencana Pajak Impor Mobil Trump

Jika diperhatikan, pasar mobil Eropa Barat di AS sebenarnya sangat kecil, yakni di bawah 10% dari total mobil yang dijual oleh negara-negara Eurozone tersebut di negara Paman Sam. Secara total, gabungan 18 pabrikan negara Uni Eropa pada tahun lalu hanya menguasai sekitar 8,9% pasar otomotif AS.
Pangsa pasar berdasarkan jumlah volume penjualan tersebut jauh masih kecil dari pangsa pasar Honda yang mencapai 9,6%, dan bahkan cuma separuh dari pangsa pasar pemimpin pasar otomotif AS yakni General Motors (GM) sebesar 17,6%.
![]() |
Dari daftar tersebut, hanya dua pabrikan Eropa Barat, atau lebih tepatnya Jerman, yang bercokol di posisi bontot di daftar 10 besar penguasa mobil AS (dari sisi volume penjualan), yakni Volkswagen dan Daimler (produsen Mercedes Benz).
Jika diurutkan berdasarkan basis negara produsen otomotif, maka produsen mobil AS masih merajai dengan total 43,9%, disusul produsen Jepang sebesar 37,5%. Uni Eropa berada di peringkat ketiga (sekitar 8,9%), ditempel ketat oleh Korsel.
![]() |
Rencana pajak impor mobil Eropa tersebut terutama akan menguntungkan pabrikan AS dan Jepang karena sebelum1nya Trump telah memberikan insentif pajak korporasi yang berlaku untuk perusahaan AS, dan juga untuk pabrikan mobil Jepang yang secara bisnis semestinya dianggap sebagai kompetitor. Insentif pajak yang dirilis baru-baru ini membantu perusahaan otomotif Jepang membukukan laba bersih lebih tinggi pada tahun lalu.
Per 31 Desember 2017, Honda mengumumkan laba bersih senilai US$5,06 miliar, atau naik nyaris empat kali lipat dari capaian setahun sebelumnya senilai US$1,5 miliar. Sementara itu, mengutip proyeksi Nakanishi Research Institute, Toyota dan Nissan berpeluang meraup tambahan laba bersih, masing-masing senilai US$2,64 miliar dan US$1,89 miliar, berkat kebijakan Trump tersebut.