
Laju Produksi Blok Terminasi Sudah Turun Sejak 2013
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
26 February 2018 13:58

Jakarta, CNBC Indonesia- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengaku yakin atas kemampuan PT Pertamina (Persero) dalam mengelola 8 blok terminasi atau yang telah masuk masa habis kontrak tahun ini.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengaku tidak ragu atas kemampuan Pertamina. Sumber dayalah yang menjadi kekhawatirannya.
"Pengelolaan blok ekisiting yang dikelola Pertamina memang sedang mengalami penurunan, sejak 2013 laju penurunan cukup berat untuk dinaikkan," kata Wisnu di Hotel Century, Senin (26/2/2018).
SKK Migas, kata Wisnu, terus mendukung Pertamina untuk meningkatkan performa dalam mengelola blok-blok migas. Salah satunya dengan peningkatan kegiatan eksplorasi.
"Kalau hanya mengandalkan lapangan-lapangan yang ada, untuk naik (produksi) agak susah. Sehingga perlu eksplorasi," terang Wisnu.
Ketua Panja Migas Komisi VII DPR RI Herman Khaeron memandang positif peningkatan kapasitas Pertamina dalam mengelola blok migas. Namun, dia merasa hal tersebut masih harus ditingkatkan.
Tidak hanya kepada Pertamina, dia ingin perusahaan daerah dapat ikut mengelola blok migas. "Perusda juga sudah mampu mengelola blok migas," kata Herman.
Herman menyampaikan dalam pengelolaan migas nasional, dengan rata-rata produksi 800 ribu barel per hari, hanya sekitar setengahnya yang bisa dikelola Indonesia. Sisanya, kata dia, dibawa ke luar negeri karena mereka berwenang untuk menjual ke berbagai negara.
"Saya ingin sampaikan, Pemerintah harus tegas. Kalau kita sudah mampu kelola blok migas yang akan berakhir jangan ada keraguan," tutur Herman.
(gus/gus) Next Article ESDM Panggil Pengelola Blok Migas yang Terminasi hingga 2026
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengaku tidak ragu atas kemampuan Pertamina. Sumber dayalah yang menjadi kekhawatirannya.
SKK Migas, kata Wisnu, terus mendukung Pertamina untuk meningkatkan performa dalam mengelola blok-blok migas. Salah satunya dengan peningkatan kegiatan eksplorasi.
"Kalau hanya mengandalkan lapangan-lapangan yang ada, untuk naik (produksi) agak susah. Sehingga perlu eksplorasi," terang Wisnu.
Ketua Panja Migas Komisi VII DPR RI Herman Khaeron memandang positif peningkatan kapasitas Pertamina dalam mengelola blok migas. Namun, dia merasa hal tersebut masih harus ditingkatkan.
Tidak hanya kepada Pertamina, dia ingin perusahaan daerah dapat ikut mengelola blok migas. "Perusda juga sudah mampu mengelola blok migas," kata Herman.
Herman menyampaikan dalam pengelolaan migas nasional, dengan rata-rata produksi 800 ribu barel per hari, hanya sekitar setengahnya yang bisa dikelola Indonesia. Sisanya, kata dia, dibawa ke luar negeri karena mereka berwenang untuk menjual ke berbagai negara.
"Saya ingin sampaikan, Pemerintah harus tegas. Kalau kita sudah mampu kelola blok migas yang akan berakhir jangan ada keraguan," tutur Herman.
(gus/gus) Next Article ESDM Panggil Pengelola Blok Migas yang Terminasi hingga 2026
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular