
Dry Port di Perbatasan RI - Malaysia Beroperasi Tahun Ini
Exist In Exist, CNBC Indonesia
23 February 2018 18:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelabuhan darat (dry port) di Entikong, Kalimantan Barat atau dekat pos lintas batas RI - Malaysia akan dioperasikan akhir tahun ini.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan progres pembangunan proyek terminal barang internasional itu kini mencapai 40%.
"Dengan adanya dry port kami akan menginventaris ekspor - impor antara Indonesia dan Malaysia. Kemudian, akan ada jalur khusus lalu lintas yang mengatur kegiatan ekspor impor tersebut," jelas Budi di Entikong, Kalimantan Barat, seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (23/2/2018).
Selain itu, Budi menjelaskan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Perdagangan terkait pengoperasian dry port ini.
"Kami akan koordinasi dengan Kementerian PUPR terkait jalur khusus untuk dry port. Saya juga sudah minta ke Dirjen Perhubungan Darat untuk menyiapkan tempat yang menampilkan produk yang bisa diekspor, untuk itu saya akan koordinasi juga ke Kementerian Perdagangan agar ada produk Indonesia seperti merica, jeruk atau lainnya bisa dijual di sini sehingga perekonomiannya berjalan dengan baik," paparnya.
Terminal Barang Internasional Entikong seluas 3,7 hektar ini dibangun dengan biaya sebesar Rp 143,9 miliar dengan rincian pengadaan lahan sebanyak Rp 9,2 miliar, pembangunan tahap I Rp 48,7 miliar, tahap II sebanyak Rp 9,4 miliar, dan tahap III sebanyak Rp 76,4 miliar.
(ray/ray) Next Article Konsorsium Jepang-RI Menang Proyek Pelabuhan Patimban Rp 6 T
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan progres pembangunan proyek terminal barang internasional itu kini mencapai 40%.
"Dengan adanya dry port kami akan menginventaris ekspor - impor antara Indonesia dan Malaysia. Kemudian, akan ada jalur khusus lalu lintas yang mengatur kegiatan ekspor impor tersebut," jelas Budi di Entikong, Kalimantan Barat, seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (23/2/2018).
"Kami akan koordinasi dengan Kementerian PUPR terkait jalur khusus untuk dry port. Saya juga sudah minta ke Dirjen Perhubungan Darat untuk menyiapkan tempat yang menampilkan produk yang bisa diekspor, untuk itu saya akan koordinasi juga ke Kementerian Perdagangan agar ada produk Indonesia seperti merica, jeruk atau lainnya bisa dijual di sini sehingga perekonomiannya berjalan dengan baik," paparnya.
Terminal Barang Internasional Entikong seluas 3,7 hektar ini dibangun dengan biaya sebesar Rp 143,9 miliar dengan rincian pengadaan lahan sebanyak Rp 9,2 miliar, pembangunan tahap I Rp 48,7 miliar, tahap II sebanyak Rp 9,4 miliar, dan tahap III sebanyak Rp 76,4 miliar.
(ray/ray) Next Article Konsorsium Jepang-RI Menang Proyek Pelabuhan Patimban Rp 6 T
Most Popular