
Internasional
AS Akan Umumkan Sanksi Baru untuk Korea Utara
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 February 2018 13:55

Washington, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengumumkan sanksi yang lebih berat terhadap Korea Utara demi menekan upaya Pyongyang dalam meluncurkan uji coba rudal nuklir dan balistiknya hari Jumat (23/2/2018), kata seorang pejabat senior AS.
Presiden Donald Trump diperkirakan akan mengumumkan sanksi baru tersebut dalam pidatonya di depan Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC), dan Departemen Keuangan akan membahas rinciannya di kemudian hari.
Seorang pejabat senior pemerintah, yang berbicara kepada Reuters secara anonim, menyebut sanksi baru itu sebagai "paket sanksi baru terbesar melawan rezim Korea Utara", namun tidak menjabarkan maksudnya.
Dilansir dari Reuters, Wakil Presiden Mike Pence telah membocorkan perihal sanksi tersebut dua minggu yang lalu ketika berbicara di Tokyo, sebelum ke Korea Selatan untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
Kamis lalu waktu AS, Pence dalam sambutannya pada pertemuan CPAC di pinggiran kota Washington, menyebut Kim Jo Yong, adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai "pilar utama rezim paling tirani dan menindas di planet ini".
Kim Jo Yong menghadiri pembukaan Olimpiade di Pyeongchang dan mendapat sambutan spesial dari Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, namun Pence justru menjauhinya. Putri Presiden Donald Trump, Ivanka Trump, penasehat senior Gedung Putih, dijadwalkan menghadiri penutupan Olimpiade akhir pekan ini.
"Kami menentang kediktatoran yang mematikan. Dan kami akan tetap berdiri teguh melakukan perlawanan sampai Korea Utara berhenti mengancam negara kami, sekutu kami atau sampai mereka menyingkirkan rudal nuklir dan balistik mereka untuk selamanya," ujar Pence.
Korea Utara sampai detik ini menolak kampanye "perlawanan maksimum" yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang terus memaksa Pyongyang menyingkirkan senjata nuklirnya.
Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, dalam sebuah pidato pada hari Kamis di University of Chicago mengatakan beberapa sanksi yang telah diterapkan AS berdampak pada Korea Utara. Korea Utara terus mengurangi pengeluaran untuk keperluan uji coba rudal balistiknya.
"Faktanya sanksi ini, terbukti, berhasil membuat rezim Kim mau hadir di Korea Selatan dan memperbaiki hubungan dengan bersosialisasi dengan masyarakat di Olimpiade," ujarnya.
Haley juga menambahkan bahwa keikutsertaan Korea Utara di Olimpiade bukanlah suatu kebanggaan bagi negara tersebut, namun merupakan bentuk keputusasaan pemerintahannya akibat menipisnya anggaran negara untuk memodali pengembangan senjata nuklir.
(prm) Next Article Korsel-AS Latihan Militer Gabungan, Korut 'Ngamuk' Lagi?
Presiden Donald Trump diperkirakan akan mengumumkan sanksi baru tersebut dalam pidatonya di depan Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC), dan Departemen Keuangan akan membahas rinciannya di kemudian hari.
Seorang pejabat senior pemerintah, yang berbicara kepada Reuters secara anonim, menyebut sanksi baru itu sebagai "paket sanksi baru terbesar melawan rezim Korea Utara", namun tidak menjabarkan maksudnya.
Kamis lalu waktu AS, Pence dalam sambutannya pada pertemuan CPAC di pinggiran kota Washington, menyebut Kim Jo Yong, adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai "pilar utama rezim paling tirani dan menindas di planet ini".
Kim Jo Yong menghadiri pembukaan Olimpiade di Pyeongchang dan mendapat sambutan spesial dari Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, namun Pence justru menjauhinya. Putri Presiden Donald Trump, Ivanka Trump, penasehat senior Gedung Putih, dijadwalkan menghadiri penutupan Olimpiade akhir pekan ini.
"Kami menentang kediktatoran yang mematikan. Dan kami akan tetap berdiri teguh melakukan perlawanan sampai Korea Utara berhenti mengancam negara kami, sekutu kami atau sampai mereka menyingkirkan rudal nuklir dan balistik mereka untuk selamanya," ujar Pence.
Korea Utara sampai detik ini menolak kampanye "perlawanan maksimum" yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang terus memaksa Pyongyang menyingkirkan senjata nuklirnya.
Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, dalam sebuah pidato pada hari Kamis di University of Chicago mengatakan beberapa sanksi yang telah diterapkan AS berdampak pada Korea Utara. Korea Utara terus mengurangi pengeluaran untuk keperluan uji coba rudal balistiknya.
"Faktanya sanksi ini, terbukti, berhasil membuat rezim Kim mau hadir di Korea Selatan dan memperbaiki hubungan dengan bersosialisasi dengan masyarakat di Olimpiade," ujarnya.
Haley juga menambahkan bahwa keikutsertaan Korea Utara di Olimpiade bukanlah suatu kebanggaan bagi negara tersebut, namun merupakan bentuk keputusasaan pemerintahannya akibat menipisnya anggaran negara untuk memodali pengembangan senjata nuklir.
(prm) Next Article Korsel-AS Latihan Militer Gabungan, Korut 'Ngamuk' Lagi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular