
Kini, Bagi Angpao Imlek Pun Bisa Secara Digital
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 February 2018 11:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat di berbagai negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia sedang merayakan Tahun Baru China atau yang juga disebut Imlek. Di China sendiri, libur Imlek berlangsung dari tanggal 15-21 Februari.
Perayaan imlek selalu lekat dengan tradisi pemberian hongbao atau yang biasa dikenal dengan sebutan angpao di Indonesia, sebuah amplop berisi uang yang diberikan oleh mereka yang sudah menikah kepada anggota keluarga atau teman yang belum menikah.
Menariknya, di China sendiri tradisi pemberian angpao sudah mulai dilakukan secara digital, salah satunya melalui platform WeChat yang dikembangkan oleh raksasa teknologi, Tencent.
Perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar kelima di dunia itu pertama kali memperkenalkan e-angpau (e-hongbao) pada tahun 2014. Sejak saat itu, pengunaannya terus-menerus melesat.
Pada malam tahun baru China 2014, pengiriman e-angpau tercatat sebanyak 16 juta kali. Nilainya lantas meroket menjadi 14,2 miliar kali pada periode yang sama tahun lalu.
Kemudahan pengiriman secara digital nampaknya telah sangat membantu masyarakat China dalam bertukar angpao, walaupun dipisahkan oleh jarak.
Singapura dan Malaysia mulai adopsi e-angpao
Tren pemberian angpao secara digital nampak mulai merambah negara Asia lainnya, seperti Singapura dan Malaysia, dipelopori oleh bank asal Singapura, yaitu DBS.
Bank yang bermarkas di Marina Bay, Singapura ini mengungkapkan bahwa frekuensi pengiriman e-angpau tahun lalu naik lima kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2016.
Lebih lanjut, DBS mengungkapkan rata-rata nilai e-angpau yang dikirimkan di Singapura pada tahun lalu mencapai US$19,6 (Rp 265.756), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata angpao dalam bentuk fisik yang nilainya hanya sebesar $4,5-$7,6.
Bagaimana Indonesia?
Di Indonesia, nampaknya kita harus menunggu setidaknya sampai tahun depan hingga kita bisa berkirim angpao secara digital.
Namun, bukan berarti Indonesia jauh tertinggal dari negara lain. Walaupun belum 100% digital, di Indonesia sudah ditemui pemberian angpao dalam bentuk kartu yang kemudian dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
Kartu Flazz keluaran Bank Central Asia (BCA) merupakan salah satu yang cukup sering digunakan sebagai angpao oleh masyarakat keturunan China di Indonesia. Nantinya, kartu ini dapat digunakan untuk membeli berbagai hal di merchant yang bekerja sama dengan bank penerbit.
Pembayaran tarif tol pun juga bisa dilakukan dengan mudah menggunakan kartu berteknologi RFID (Radio Frequency Identification) ini.
Bukan tidak mungkin jika dalam beberapa tahun ke depan, bertukar angpao di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa sentuhan pada ponsel pintar. Menarik bukan?
(prm) Next Article Tak Gentar Ekonomi Lesu, 400 Juta Warga China Mudik Imlek
Perayaan imlek selalu lekat dengan tradisi pemberian hongbao atau yang biasa dikenal dengan sebutan angpao di Indonesia, sebuah amplop berisi uang yang diberikan oleh mereka yang sudah menikah kepada anggota keluarga atau teman yang belum menikah.
Menariknya, di China sendiri tradisi pemberian angpao sudah mulai dilakukan secara digital, salah satunya melalui platform WeChat yang dikembangkan oleh raksasa teknologi, Tencent.
Pada malam tahun baru China 2014, pengiriman e-angpau tercatat sebanyak 16 juta kali. Nilainya lantas meroket menjadi 14,2 miliar kali pada periode yang sama tahun lalu.
Kemudahan pengiriman secara digital nampaknya telah sangat membantu masyarakat China dalam bertukar angpao, walaupun dipisahkan oleh jarak.
Singapura dan Malaysia mulai adopsi e-angpao
Tren pemberian angpao secara digital nampak mulai merambah negara Asia lainnya, seperti Singapura dan Malaysia, dipelopori oleh bank asal Singapura, yaitu DBS.
Bank yang bermarkas di Marina Bay, Singapura ini mengungkapkan bahwa frekuensi pengiriman e-angpau tahun lalu naik lima kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2016.
Lebih lanjut, DBS mengungkapkan rata-rata nilai e-angpau yang dikirimkan di Singapura pada tahun lalu mencapai US$19,6 (Rp 265.756), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata angpao dalam bentuk fisik yang nilainya hanya sebesar $4,5-$7,6.
Bagaimana Indonesia?
Di Indonesia, nampaknya kita harus menunggu setidaknya sampai tahun depan hingga kita bisa berkirim angpao secara digital.
Namun, bukan berarti Indonesia jauh tertinggal dari negara lain. Walaupun belum 100% digital, di Indonesia sudah ditemui pemberian angpao dalam bentuk kartu yang kemudian dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
Kartu Flazz keluaran Bank Central Asia (BCA) merupakan salah satu yang cukup sering digunakan sebagai angpao oleh masyarakat keturunan China di Indonesia. Nantinya, kartu ini dapat digunakan untuk membeli berbagai hal di merchant yang bekerja sama dengan bank penerbit.
Pembayaran tarif tol pun juga bisa dilakukan dengan mudah menggunakan kartu berteknologi RFID (Radio Frequency Identification) ini.
Bukan tidak mungkin jika dalam beberapa tahun ke depan, bertukar angpao di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa sentuhan pada ponsel pintar. Menarik bukan?
(prm) Next Article Tak Gentar Ekonomi Lesu, 400 Juta Warga China Mudik Imlek
Most Popular