Internasional

Tahun 2017 Kerugian Uber Naik 61% jadi Rp 61,3 Triliun

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 February 2018 14:45
Meski masih rugi, kerugian Uber telah mengecil menjadi US$1,1 miliar dari US$1,46 miliar di kuartal III-2017.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
  • Kerugian Uber menyempit di kuartal ke-IV dari kuartal ke-III setelah langkah pemangkasan biaya.
  • CEO Dara Khosrowshahi mengarahkan perusahaan untuk meraih profitabilitas dan target menjadi perusahaan terbuka di tahun 2019.
Jakarta, CNBC Indonesia – Meski telah menjadi salah satu pemain utama dalam bisnis ride hailing, ternyata belum bisa menolong keuangan Uber Technologies. Pada kuartal IV-2017 perusahaan penyedia jasa transportasi online ini mencatatkan peningkatan kerugian mencapai 61% di tahun 2017.

Tahun lalu, perusahan tersebut merugi US$4,5 miliar atau senilai Rp 61,3 triliun, meningkat dari US$ 2,8 miliar di tahun 2016, menurut angka yang awalnya dilaporkan oleh The Information dan dikonfirmasi oleh CNBC Internasional pada hari Selasa (13/2/2018).

Namun, pada kuartal ke-IV yang merupakan periode pertama kepemimpinan CEO Dara Khosrowshahi, kerugian Uber mengecil menjadi US$ 1,1 miliar dari US$ 1,46 miliar di kuartal III-2017. Pendapatan selama periode tersebut meningkat sekitar 14% menjadi US$ 1,1 miliar dari US$ 9 miliar.

Uber mengakhiri tahun lalu dengan pendapatan sekitar US$6 miliar, atau 13% lebih rendah dari total tahun lalu. Sebenarnya, Uber tidak diharuskan mempublikasikan laporan keuangannya, namun perusahaan tersebut mulai mempublikasikan beberapa angka beberapa bulan terakhir.


Uber sedang berusaha keras memperbaiki kinerja keuangan. Pasalnya, pada tahun 2019, Uber berencana menawarkan sahamnya ke publik.
(roy/roy) Next Article Lisensi Bisnis di London Tak Diperpanjang, Uber Banding

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular