
Internasional
Ini Perkiraan Harga Tiket Kereta Cepat Malaysia-Singapura
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 February 2018 14:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura dan Malaysia tengah bersiap untuk membangun kereta cepat yang menghubungkan kedua negara. Proyek itu diperkirakan menelan dana US$17 miliar atau setara dengan Rp 213,2 triliun.
Mengutip kajian Institute of Southeast Asia Studies (ISEAS) yang berbasis di Singapura, nantinya harga tiket kereta cepat ini akan berkisar pada $44-$48. Menggunakan kurs rupiah saat ini, maka angka tersebut sekitar Rp 598.400-Rp 652.800.
Bagi masyarakat Indonesia, tarif tersebut dapat dibilang lumayan mahal. Namun, bagi warga Malaysia atau Singapura mungkin tidak terlalu masalah.
Soal pendapatan, kedua negara tetangga ini memang lebih makmur dibanding Indonesia. Produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia saat ini adalah Rp 51,89 juta atau $3.876,8. Sementara PDB per kapita Malaysia adalah $10.739,5 (Rp 146,06 juta) dan Singapura lebih dahsyat lagi, yaitu mencapai $52.962 (Rp 720,28 juta).
Menurut kajian ISEAS, perkiraan harga tiket tersebut didapat dari asumsi total nilai proyek.
Untuk pengadaan rel dan kereta kebutuhannya memang ”hanya” $17 miliar, tetapi ditambah berbagai infrastruktur pendukung maka nilainya bisa bertambah. Jembatan dan terowongan diperkirakan menelan biaya $11 miliar, sementara $3,5 miliar dibutuhkan untuk elektrifikasi, integrasi sistem, dan sebagainya.
Indonesia juga akan memiliki kereta cepat Jakarta-Bandung. Rencananya proyek ini akan selesai pada tahun 2019.
Soal tarif, rencananya kereta cepat akan mematok harga Rp 200.000 per orang per perjalanan. Besaran tersebut dinilai sudah sejalan dengan pendapatan masyarakat pada 2019.
Pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebut ada sejumlah keuntungan menggunakan moda transportasi ini dibandingkan lainnya. Bila menggunakan mobil pribadi, biayanya memang lebih murah yaitu sekitar Rp 150.000. Namun waktu tempuh menggunakan kereta cepat hanya 45 menit sementara mobil membutuhkan waktu 3-4 jam.
Bila menggunakan kereta api reguler, biayanya adalah Rp 120.000. Sedikit lebih murah dibandingkan kereta cepat atau mobil pribadi tetapi waktu tempuhnya sampai 3,5 jam.
Namun, perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sangat lambat. ISEAS juga pernah membuat kajian soal proyek ini.
“Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi ujian kemampuan Presiden Joko Widodo untuk mendorong pembangunan infrastruktur. Sepertinya Presiden yakin proyek ini akan memiliki dampak ekonomi yang besar, terutama melalui Transit Oriented Development.
“Presiden sepertinya harus menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal, meski banyak regulasi yang mesti diselesaikan seperti yang terkait Rencana Tata Ruang Wilayah. Apabila kereta cepat ini tidak bisa selesai tepat waktu, ditambah lagi ada konflik dengan masyarakat saat pembebasan lahan, maka itu akan menjadi senjata perlawanan bagi lawan politik menghadapi Pemilihan Presiden 2019,” papar kajian ISEAS.
(prm) Next Article Konsorsium Eropa Ikut Proyek Kereta Cepat Malaysia-Singapura
Mengutip kajian Institute of Southeast Asia Studies (ISEAS) yang berbasis di Singapura, nantinya harga tiket kereta cepat ini akan berkisar pada $44-$48. Menggunakan kurs rupiah saat ini, maka angka tersebut sekitar Rp 598.400-Rp 652.800.
Bagi masyarakat Indonesia, tarif tersebut dapat dibilang lumayan mahal. Namun, bagi warga Malaysia atau Singapura mungkin tidak terlalu masalah.
Soal pendapatan, kedua negara tetangga ini memang lebih makmur dibanding Indonesia. Produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia saat ini adalah Rp 51,89 juta atau $3.876,8. Sementara PDB per kapita Malaysia adalah $10.739,5 (Rp 146,06 juta) dan Singapura lebih dahsyat lagi, yaitu mencapai $52.962 (Rp 720,28 juta).
Menurut kajian ISEAS, perkiraan harga tiket tersebut didapat dari asumsi total nilai proyek.
Untuk pengadaan rel dan kereta kebutuhannya memang ”hanya” $17 miliar, tetapi ditambah berbagai infrastruktur pendukung maka nilainya bisa bertambah. Jembatan dan terowongan diperkirakan menelan biaya $11 miliar, sementara $3,5 miliar dibutuhkan untuk elektrifikasi, integrasi sistem, dan sebagainya.
Indonesia juga akan memiliki kereta cepat Jakarta-Bandung. Rencananya proyek ini akan selesai pada tahun 2019.
Soal tarif, rencananya kereta cepat akan mematok harga Rp 200.000 per orang per perjalanan. Besaran tersebut dinilai sudah sejalan dengan pendapatan masyarakat pada 2019.
Pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebut ada sejumlah keuntungan menggunakan moda transportasi ini dibandingkan lainnya. Bila menggunakan mobil pribadi, biayanya memang lebih murah yaitu sekitar Rp 150.000. Namun waktu tempuh menggunakan kereta cepat hanya 45 menit sementara mobil membutuhkan waktu 3-4 jam.
Bila menggunakan kereta api reguler, biayanya adalah Rp 120.000. Sedikit lebih murah dibandingkan kereta cepat atau mobil pribadi tetapi waktu tempuhnya sampai 3,5 jam.
Namun, perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sangat lambat. ISEAS juga pernah membuat kajian soal proyek ini.
“Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi ujian kemampuan Presiden Joko Widodo untuk mendorong pembangunan infrastruktur. Sepertinya Presiden yakin proyek ini akan memiliki dampak ekonomi yang besar, terutama melalui Transit Oriented Development.
“Presiden sepertinya harus menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal, meski banyak regulasi yang mesti diselesaikan seperti yang terkait Rencana Tata Ruang Wilayah. Apabila kereta cepat ini tidak bisa selesai tepat waktu, ditambah lagi ada konflik dengan masyarakat saat pembebasan lahan, maka itu akan menjadi senjata perlawanan bagi lawan politik menghadapi Pemilihan Presiden 2019,” papar kajian ISEAS.
(prm) Next Article Konsorsium Eropa Ikut Proyek Kereta Cepat Malaysia-Singapura
Most Popular