Internasional
Jepang Berambisi Raih Proyek Kereta Cepat Malaysia-Singapura
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
13 February 2018 12:03

Jakarta, CNBC Indonesia – Jepang berambisi untuk memenangkan lelang proyek kereta cepat Malaysia-Singapura yang nilainya mencapai US$17 miliar atau sekitar Rp 231,2 triliun.
Seperti dilansir dari Nikkei Asian Review, pemerintah Jepang akan membantu konsorsium perusahaan-perusahaan Jepang untuk memenangkan lelang proyek tersebut. Kabarnya, dukungan finansial akan disediakan lewat unit Pengembangan Transportasi dan Perkotaan dari program pendanaan Japan Overseas Infrastructure Investment Corp.
Pemerintah Malaysia dan Singapura membuka lelang proyek kereta cepat sepanjang 350 kilometer (km) pada bulan Desember tahun 2017.
Konsorsium dari berbagai negara memiliki kesempatan untuk mendaftar sampai pertengahan tahun ini. Proyek ini sendiri ditargetkan selesai pada tahun 2026.
Lelang ini diprediksi sebagai persaingan sengit antara kontraktor Jepang dan China.
Sebanyak sepuluh perusahaan Jepang, termasuk East Japan Railway dan Sumitomo Corp. sudah bergabung ke dalam konsorsium untuk memenangkan lelang proyek.
Jepang berencana untuk menyusun dan menyampaikan proposal pada bulan Juni tahun ini. Proyek tersebut diestimasi memakan biaya antara ratusan miliar yen sampai sekitar satu triliun yen atau sekitar Rp 162,2 triliun. Japan Overseas Infrastructure Investment Corp diperkirakan akan menanggung puluhan miliar yen dari total dana yang dibutuhkan.
Program pendanaan yang didirikan di tahun 2014 tersebut sudah menyuntikkan investasi ke proyek infrastruktur di Amerika Serikat (AS), India, dan negara-negara lainnya.
Pada sebuah wawancara dengan kantor berita Malaysia, Bernama, yang dipublikasikan pada awal bulan Januari, Duta Besar Jepang untuk Malaysia Makio Miyagawa mengatakan penawaran dari negaranya akan menjadi paket komprehensif yang didasarkan pada keahlian teknologi Jepang di sistem kereta cepatnya yang terkenal, Shinkansen.
Ia menambahkan penawaran tersebut juga termasuk transfer teknologi secara total dan pengembangan vendor lokal agar memberi keuntungan terbaik untuk perusahaan Malaysia dan Singapura, termasuk usaha kecil dan menengah.
Perusahaan Malaysia dan Singapura yang dibentuk untuk menangani proyek ini, MyHSR Corporation Sdn Bhd dan SG HSR Pte Ltd, mengumumkan pada tanggal 20 Desember 2017 bahwa mereka akan mulai menerima penawaran dari perusahaan aset kereta yang akan bertanggungjawab pada desain, pembangunan, pendanaan, pengoperasian, dan perawatan semua aset kereta.
Kedua perusahaan tersebut berjanji akan mengadakan proses seleksi yang “terbuka, adil dan transparan”. Mereka juga mengatakan proposal akan dievaluasi berdasarkan “solusi teknis, ketahanan komersial, keberlanjutan finansial, dan harga”.
Proyek yang diinisiasi oleh perdana menteri kedua negara itu adalah pencapaian besar untuk kerja sama bilateral mereka.
Bila telah beroperasi, jalur tersebut akan menghubungkan berbagai kota di kedua negara dalam 90 menit perjalanan, memberikan pilihan yang lebih nyaman daripada perjalanan darat selama lima jam atau penerbangan selama 50 menit.
Jalur kereta tersebut direncanakan akan memiliki delapan stasiun, meliputi tujuh stasiun di Malaysia dan satu stasiun di Singapura, yaitu di Jurong East.
(prm) Next Article Konsorsium Eropa Ikut Proyek Kereta Cepat Malaysia-Singapura
Seperti dilansir dari Nikkei Asian Review, pemerintah Jepang akan membantu konsorsium perusahaan-perusahaan Jepang untuk memenangkan lelang proyek tersebut. Kabarnya, dukungan finansial akan disediakan lewat unit Pengembangan Transportasi dan Perkotaan dari program pendanaan Japan Overseas Infrastructure Investment Corp.
Pemerintah Malaysia dan Singapura membuka lelang proyek kereta cepat sepanjang 350 kilometer (km) pada bulan Desember tahun 2017.
Lelang ini diprediksi sebagai persaingan sengit antara kontraktor Jepang dan China.
Sebanyak sepuluh perusahaan Jepang, termasuk East Japan Railway dan Sumitomo Corp. sudah bergabung ke dalam konsorsium untuk memenangkan lelang proyek.
Jepang berencana untuk menyusun dan menyampaikan proposal pada bulan Juni tahun ini. Proyek tersebut diestimasi memakan biaya antara ratusan miliar yen sampai sekitar satu triliun yen atau sekitar Rp 162,2 triliun. Japan Overseas Infrastructure Investment Corp diperkirakan akan menanggung puluhan miliar yen dari total dana yang dibutuhkan.
Program pendanaan yang didirikan di tahun 2014 tersebut sudah menyuntikkan investasi ke proyek infrastruktur di Amerika Serikat (AS), India, dan negara-negara lainnya.
![]() Peta Jalur Kereta Cepat Malaysia-Singapura |
Ia menambahkan penawaran tersebut juga termasuk transfer teknologi secara total dan pengembangan vendor lokal agar memberi keuntungan terbaik untuk perusahaan Malaysia dan Singapura, termasuk usaha kecil dan menengah.
Perusahaan Malaysia dan Singapura yang dibentuk untuk menangani proyek ini, MyHSR Corporation Sdn Bhd dan SG HSR Pte Ltd, mengumumkan pada tanggal 20 Desember 2017 bahwa mereka akan mulai menerima penawaran dari perusahaan aset kereta yang akan bertanggungjawab pada desain, pembangunan, pendanaan, pengoperasian, dan perawatan semua aset kereta.
Kedua perusahaan tersebut berjanji akan mengadakan proses seleksi yang “terbuka, adil dan transparan”. Mereka juga mengatakan proposal akan dievaluasi berdasarkan “solusi teknis, ketahanan komersial, keberlanjutan finansial, dan harga”.
Proyek yang diinisiasi oleh perdana menteri kedua negara itu adalah pencapaian besar untuk kerja sama bilateral mereka.
Bila telah beroperasi, jalur tersebut akan menghubungkan berbagai kota di kedua negara dalam 90 menit perjalanan, memberikan pilihan yang lebih nyaman daripada perjalanan darat selama lima jam atau penerbangan selama 50 menit.
Jalur kereta tersebut direncanakan akan memiliki delapan stasiun, meliputi tujuh stasiun di Malaysia dan satu stasiun di Singapura, yaitu di Jurong East.
(prm) Next Article Konsorsium Eropa Ikut Proyek Kereta Cepat Malaysia-Singapura
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular