
BI Prediksi Pasar Ritel Turun
Konsumen Tunggu Pengumuman Harga BBM, Pasar Ritel Sepi
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
07 February 2018 15:08

Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan eceran di pasar nasional diperkirakan melemah hingga 3-6 bulan mendatang, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Pengusaha ritel mengatakan saat ini pasar memang sepi karena masyarakat khususnya kelas menengah – atas menahan pengeluaran hingga pemerintah mengumumkan adanya kenaikan atau tidaknya tarif listrik dan BBM pada Maret 2018.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mande mengatakan pihaknya selama ini memang sering berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait konsumsi masyarakat khususnya terkait pasar ritel.
Dia menuturkan pasar ritel sangat bergantung terhadap daya beli konsumen, dan konsumen sangat rentan terhadap tarif-tarif energi.
“Konsumsi ritel itu sangat rentan terhadap energi seperti listrik, BBM dan air. Sekarang masyarakat masih menunggu pasca Maret apakah listrik BBM akan naik, mereka masih menahan,” jelasnya saat dihubungi, Rabu (7/2/2018).
Dia menuturkan apabila pemerintah memutuskan tarif listrik dan BBM naik maka hal itu merupakan sentimen negatif terhadap harga sembako.
“Kenaikan energi akan mengerek poin-poin lainnya, seperti sembako. Karena itu saat ini masyarakat masih memilih menabung,” ujar Roy.
(ray/ray) Next Article Bahaya! Bila Kasus Corona Makin Parah, Ritel Bisa Terpukul
Pengusaha ritel mengatakan saat ini pasar memang sepi karena masyarakat khususnya kelas menengah – atas menahan pengeluaran hingga pemerintah mengumumkan adanya kenaikan atau tidaknya tarif listrik dan BBM pada Maret 2018.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mande mengatakan pihaknya selama ini memang sering berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait konsumsi masyarakat khususnya terkait pasar ritel.
“Konsumsi ritel itu sangat rentan terhadap energi seperti listrik, BBM dan air. Sekarang masyarakat masih menunggu pasca Maret apakah listrik BBM akan naik, mereka masih menahan,” jelasnya saat dihubungi, Rabu (7/2/2018).
Dia menuturkan apabila pemerintah memutuskan tarif listrik dan BBM naik maka hal itu merupakan sentimen negatif terhadap harga sembako.
“Kenaikan energi akan mengerek poin-poin lainnya, seperti sembako. Karena itu saat ini masyarakat masih memilih menabung,” ujar Roy.
(ray/ray) Next Article Bahaya! Bila Kasus Corona Makin Parah, Ritel Bisa Terpukul
Most Popular