
Ekonomi Indonesia Harus Sejalan dengan Perkembangan Kawasan
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 February 2018 08:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Grant Thornton menilai potensi pengembangan Indonesia perlu mempertimbangkan perkembangan rata-rata di kawasan Asia Pasifik yang bertumbuh lebih tinggi. Menurut lembaga tersebut, Indonesia masih tertinggal terkait investasi di bidang research and development serta peningkatan investasi di bidang teknologi.
Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan data perkembangan Asia Pasifik bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengatur strategi perdagangan.
“Pelaku bisnis di Indonesia diharapkan mampu menyikapi secara bijak berbagai data positif perekonomian Asia Pasifik dengan mengatur strategi perdagangan mereka sebaik-baiknya serta melakukan review sedini mungkin atas kebutuhan area pengembangan yang menunjang industri mereka untuk menjaga tumbuhnya bisnis secara berkesinambungan,” kata Johanna di Cikini, Jakarta, Kamis (1/2).
Menurut data yang dirangkum lembaga ini, optimisme pelaku bisnis di Indonesia mencapai 100% dan menjadi yang tertinggi di kawasan Asean dan APAC di level 58%. Sementara itu peningkatan penjualan Indonesia mencapai 72% lebih tinggi daru Asean yang mencapai 58% dan APAC di tingkat 76%.
Sementara itu, optimisme Indonesia ini didukung oleh faktor eksternal berkat tingkat optimisme Tiongkok, Jepang dan negara utama Asia lainnya. Di samping itu, dari sisi internal Indonesia juga didukung oleh adanya peningkatan jumlah kelas menengah secara konsisten, peningkatan kerja sama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan pengembangan infrastruktur lokal.
Sementara di kawasan Asia Pasifik, Grant Thornton mencatat pergerakan positif dengan level optimisme bisnis sebesar 41% selama dua tahun terakhir. Perkembangan kawasan didorong oleh perekonomian China dan Jepang.
Optimisme di kawasan ini didukung oleh keyakinan stabilitas kondisi geopolitik kawasan yang akan berdampak pada iklim bisnis yang konduaif untuk perdagangan hingga 5 tahun ke depan.
Meski demikian, terdapat beberapa hal yang dianggap menjadi ancaman seperti tingkat populasi yang mulai menua yang diyakini oleh 33% pelaku bisnis. Konflik regional kawasan juga menjadi ancaman besar karena ketidakpastian para pemimpin negara untuk menyelesaikan perselisihan, hal ini dianggap berdampak pada kemampuan perencanaan ekonomi.
(hps) Next Article Peringkat Daya Saing Indonesia Turun di 2018
Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan data perkembangan Asia Pasifik bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengatur strategi perdagangan.
“Pelaku bisnis di Indonesia diharapkan mampu menyikapi secara bijak berbagai data positif perekonomian Asia Pasifik dengan mengatur strategi perdagangan mereka sebaik-baiknya serta melakukan review sedini mungkin atas kebutuhan area pengembangan yang menunjang industri mereka untuk menjaga tumbuhnya bisnis secara berkesinambungan,” kata Johanna di Cikini, Jakarta, Kamis (1/2).
Sementara itu, optimisme Indonesia ini didukung oleh faktor eksternal berkat tingkat optimisme Tiongkok, Jepang dan negara utama Asia lainnya. Di samping itu, dari sisi internal Indonesia juga didukung oleh adanya peningkatan jumlah kelas menengah secara konsisten, peningkatan kerja sama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan pengembangan infrastruktur lokal.
Sementara di kawasan Asia Pasifik, Grant Thornton mencatat pergerakan positif dengan level optimisme bisnis sebesar 41% selama dua tahun terakhir. Perkembangan kawasan didorong oleh perekonomian China dan Jepang.
Optimisme di kawasan ini didukung oleh keyakinan stabilitas kondisi geopolitik kawasan yang akan berdampak pada iklim bisnis yang konduaif untuk perdagangan hingga 5 tahun ke depan.
Meski demikian, terdapat beberapa hal yang dianggap menjadi ancaman seperti tingkat populasi yang mulai menua yang diyakini oleh 33% pelaku bisnis. Konflik regional kawasan juga menjadi ancaman besar karena ketidakpastian para pemimpin negara untuk menyelesaikan perselisihan, hal ini dianggap berdampak pada kemampuan perencanaan ekonomi.
Selain itu, kemungkinan perlambatan ekonomi Tiongkok dianggap juga berpengaruh besar pada perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
Grant Thornton Regional Head of Asia Pasifik Rodger Flynn mengatakan bahwa ancaman ini tidak bisa dibiarkan meskipun beberapa data pendukung yang positif. “Jika tantangan tersebut dibiarkan tidak tertangani tentunya dapat menghalangi pertumbuhan yang telah diidentifikasikan oleh laporan terbaru kami,” kata dia.
Grant Thornton Regional Head of Asia Pasifik Rodger Flynn mengatakan bahwa ancaman ini tidak bisa dibiarkan meskipun beberapa data pendukung yang positif. “Jika tantangan tersebut dibiarkan tidak tertangani tentunya dapat menghalangi pertumbuhan yang telah diidentifikasikan oleh laporan terbaru kami,” kata dia.
(hps) Next Article Peringkat Daya Saing Indonesia Turun di 2018
Most Popular