Kapasitas Investasi Holding Migas Bisa Mencapai Rp 428,80 T

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
30 January 2018 18:34
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Hari Sampurno.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah prosesnya rampung, Holding Migas akan mempunyai kapasitas investasi mencapai US$ 32 miliar atau Rp 428,80 triliun dalam waktu lima tahun. Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Hari Sampurno.

Ia mengatakan peningkatan kapasitas investasi memang menjadi tujuan utama dari pelaksanaan Holding Migas. "Agak beda dengan (pembentukan holding) tambang karena salah satu tujuannya untuk investasi freeport dan ekspansi regional. Kalo (holding) migas itu lebih untuk value creation jadi yang sifatnya cost related dan investasi," kata Hari dalam forum diskusi di Hotel Harris Tebet, Selasa (30/01).

Value creation yang dimaksud Hari ialah penghematan dari segi biaya belanja modal. "Sekarang PGN sendiri bikin pipa Pertagas bikin pipa. Nah kalo gini (holding) nanti jadi bareng bikin pipa. Jadi uang sisanya mereka bisa pakai untuk investasi," jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan kepada CNBC Indonesia, pembentukan Holding Migas akan menyebakan total penghematan belanja modal sebesar US$ 900 juta per tahun dan efisiensi biaya sebesar US$768 juta per tahun.

Capex PGN
Salah satu perusahaan yang akan menjadi bagian dari perusahaan Holding Migas adalah PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS). Dalam paparan perseroan saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VI, Senin (29/01), manajemen menyampaikan PGN telah mengaolasikan US$ 668 juta untuk anggaran belanja modal, meningkat dari alokasi belanja modal tahun lalu sebesar US$ 500 juta.

Hari menjelaskan belanja modal yang akan dilakukan PGN tahun ini difokuskan kepada pembangunan sektor hilir, terutama di kawasan Indonesia Timur. "Untuk pipa LNG dan pembangunan fasilitas infrastruktur gas. Mengarah ke Indonesia Timur karena kan mau dijadikan satu kalau di tempat lainnya (Sumatera)," tutup Hari.

Sementara mengenai peningkatan belanja modal, Direktur Keuangan PGN Nusantara Suyono menjelaskan hal tersebut disebabkan tambahan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) 2017 yang belum terserap.

"Cuma shifting aja. Tahun lalu kan 300 (US$ juta), berarti ini 600 (US$ juta) dikurangi 200 (US$ juta) kurang lebih kan sekitar 400 (US$ juta) sebenarnya tahun ini flat lah," jelas Nusantara usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI.

Selain untuk pembangunan fasilitas infrastruktur migas di Indonesia Timur, Nusantara menjelaskan perseroan akan menggunakan capex untuk pengerjaan proyek transmisi Duri-Dumai.
(hps/hps) Next Article Begini Tahap Pembentukan Holding BUMN Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular