
Begini Skema Kerjasama Pembangunan Kilang Bontang
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
30 January 2018 16:03

Jakarta, CNBC Indonesia— PT Pertamina (Persero) akan bermitra dengan perusahaan minyak dan gas asal Oman dan Jepang untuk membangun Kilang Bontang, Kalimantan Timur.
Adapun pihak yang digandeng Pertamina adalah Overseas Oil and Gas dari Oman, dan perusahaan trading Cosmo Oil International Pte Ltd (COI) Jepang. “Nilai proyek pembangunan diperkirakan akan mencapai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 130 triliun,” kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, Ardhy N. Mokobombang di Kantor Pusat Pertamina, Selasa (30/1/2018).
Ardhy menyampaikan dari segi pendanaan sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab pihak konsorsium. “Pertamina tidak menyertakan modal dan akan mendapat share sebesar 10%,” tuturnya.
Besaran share yang didapat Pertamina ada kemungkinan meningkat seiring berjalannya proses kerja sama.
Ke depan, ada dua skema yang telah dibicarakan untuk bisa diterapkan. Pertama adalah skema Joint Venture dengan jangka waktu kontrak 30 tahun dan bisa diperpanjang hingga 20 tahun.
“Bisa juga BOOT (build, own, operate, and transfer) di mana aset akan kembali ke negara atau Pertamina,” kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Gigih Prakoso.
(gus/gus) Next Article Pertamina Bisa Pegang Saham Mayoritas di Kilang Bontang
Adapun pihak yang digandeng Pertamina adalah Overseas Oil and Gas dari Oman, dan perusahaan trading Cosmo Oil International Pte Ltd (COI) Jepang. “Nilai proyek pembangunan diperkirakan akan mencapai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 130 triliun,” kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, Ardhy N. Mokobombang di Kantor Pusat Pertamina, Selasa (30/1/2018).
Besaran share yang didapat Pertamina ada kemungkinan meningkat seiring berjalannya proses kerja sama.
Ke depan, ada dua skema yang telah dibicarakan untuk bisa diterapkan. Pertama adalah skema Joint Venture dengan jangka waktu kontrak 30 tahun dan bisa diperpanjang hingga 20 tahun.
“Bisa juga BOOT (build, own, operate, and transfer) di mana aset akan kembali ke negara atau Pertamina,” kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Gigih Prakoso.
(gus/gus) Next Article Pertamina Bisa Pegang Saham Mayoritas di Kilang Bontang
Most Popular