
Kilang Bontang Ditargetkan Beroperasi di 2026
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
15 April 2019 18:48

Jakarta, CNBC Indonesia- Pembangunan Grass Root Refinery (GRR) Bontang ditargetkan bisa beroperasi maksimal pada 2026 mendatang.
"2026 untuk penyelesaian dan pengoperasian kilang. Sudah kami hitung dan antisipasi. Namun, perkiraan cepatnya, mungkin bisa beroperasi di 2025," ujar Chairman OOG Khalfan Al Riyami saat dijumpai di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Adapun, sebelumnya, Khalfan menjelaskan, pihakny tengah melakukan kajian kelayakan finansial/Bankable Feasibility Study untuk kilang Bontang.
"Sekarang sedang kajian kelayakan finansial, makan waktu 5-6 bulan sejak tanda tangan, setelahnya baru akan mengajukan desain rinci (Front End Engineering Design)," ujar Chairman OOG Khalfan Al Riyami saat dijumpai di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk kajian finansial, pengerjaannya memang harus dilakukan satu per satu, tidak bisa paralel dengan yang lainnya, sebab ini adalah proyek besar sehingga sebelum konstruksi, seluruh detil kilang sudah harus pasti.
"Kalau sudah masuk ke FEED kan tidak bisa batal, tidak ada kata mundur. Kalau kajian finansial ini gagal, kami harus ulang lagi kajiannya supaya proyek ini bankable," ujar Khalfan.
Kendati demikian, lanjut Khalfan, pihaknya percaya hasil kajiannya proyek ini bankable.
"Proyek ini harus jalan, karena kalau sudah jalan, kami bisa mendapat profit, karena mendapat pinjaman besar dari bank dan harus dikembalikan pinjamannya kan, memang butuh waktu tetapi menurut kami imbal hasilnya tidak akan sulit," pungkas Khalfan.
(gus) Next Article Gandeng Investor Oman, Pertamina Mau Bangun Kilang Bontang
"2026 untuk penyelesaian dan pengoperasian kilang. Sudah kami hitung dan antisipasi. Namun, perkiraan cepatnya, mungkin bisa beroperasi di 2025," ujar Chairman OOG Khalfan Al Riyami saat dijumpai di Jakarta, Senin (15/4/2019).
"Sekarang sedang kajian kelayakan finansial, makan waktu 5-6 bulan sejak tanda tangan, setelahnya baru akan mengajukan desain rinci (Front End Engineering Design)," ujar Chairman OOG Khalfan Al Riyami saat dijumpai di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk kajian finansial, pengerjaannya memang harus dilakukan satu per satu, tidak bisa paralel dengan yang lainnya, sebab ini adalah proyek besar sehingga sebelum konstruksi, seluruh detil kilang sudah harus pasti.
"Kalau sudah masuk ke FEED kan tidak bisa batal, tidak ada kata mundur. Kalau kajian finansial ini gagal, kami harus ulang lagi kajiannya supaya proyek ini bankable," ujar Khalfan.
![]() |
Kendati demikian, lanjut Khalfan, pihaknya percaya hasil kajiannya proyek ini bankable.
"Proyek ini harus jalan, karena kalau sudah jalan, kami bisa mendapat profit, karena mendapat pinjaman besar dari bank dan harus dikembalikan pinjamannya kan, memang butuh waktu tetapi menurut kami imbal hasilnya tidak akan sulit," pungkas Khalfan.
(gus) Next Article Gandeng Investor Oman, Pertamina Mau Bangun Kilang Bontang
Most Popular