
Internasional
Ingvar Kamprad, Miliuner Pendiri IKEA yang Pakai Baju Bekas
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
29 January 2018 12:21

Stockholm, CNBC Indonesia - Ingvar Kamprad, seorang anak petani yang tumbuh menjadi multimiliuner dan mendirikan perusahaan furnitur global IKEA, telah meninggal dalam usia 91 tahun pada hari Sabtu (27/1/2018) di rumahnya di Smaland, sebelah selatan Swedia karena sakit.
Pengusaha yang nilai kekayaannya diperkirakan mencapai 37,3 miliar euro (Rp 612,9 triliun) pada tahun 2017 itu meninggalkan warisan berupa desain interior dan meubel yang terjangkau dan dapat dirakit sendiri oleh konsumennya di seluruh dunia.
Sahabat Kamprad, Bertil Torekull, mengatakan temannya itu meninggal karena terkena pneumonia setelah salah satu kunjungan ke luar negeri. Situasi itu diperparah dengan kondisinya yang melemah karena usia tua, dilansir dari AFP.
Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven mengatakan usaha Kamprad telah membuat berbagai macam perabot rumah tangga menjadi terjangkau bagi banyak kalangan. Sementara itu, Raja Swedia King Carl XVI Gustaf menyebut sebagai seorang wirausaha sejati yang telah membawa Swedia terkenal ke seluruh dunia.
Kamprad lahir tahun 1926 sebagai anak keluarga petani yang tinggal di Smaland. Ia mendirikan IKEA pada usia 17 tahun.
“Ia awalnya bukan siapa-siapa namun dengan kekuatan niat, kemampuan, dan keinginannya, ia menciptakan sesuatu yang saya rasa dibanggakan semua orang yang melihat IKEA di berbagai penjuru dunia saat ini,” kata bankir dan pengusaha di bidang industri asal Swedia, Jacob Wallenberg, kepada harian bisnis Dagens Industri.
Menghindari Pajak
Namun, kesuksesan Kamprad juga diwarnai kontroversi.
Pada tahun 1973, ia melarikan diri ke Denmark untuk menghindari tarif pajak Swedia yang tinggi. Ia kemudian pindah ke Swiss demi tarif pajak yang lebih rendah lagi.
Kamprad mengumumkan pada tahun 2013 bahwa ia akan mundur dari posisinya sebagai anggota direksi Inter Ikea, perusahaan pemilik konsep dan merek IKEA, dan anak laki-laki bungsunya ditunjuk sebagai direktur atau chairman perusahaan. Pendiri IKEA itu akhirnya kembali ke Swedia setahun kemudian.
Tahun 2017, Komisi Eropa mengumumkan sedang melakukan investigasi terhadap IKEA atas dugaan mendirikan anak usaha di Belanda untuk memangkas jumlah pajak yang harus dibayarkan perusahaan atas pendapatan dari seluruh toko-toko besarnya di penjuru dunia.
Sebuah laporan yang disampaikan di Parlemen Eropa tahun lalu menyebutkan IKEA menghindari pembayaran pajak senilai satu miliar euro atau sekitar Rp 16,5 triliun kepada Uni Eropa (UE) untuk periode 2009 hingga 2014.
Selain itu, Konsorsium Jurnalis Investigatif yang mengutip sebuah laporan pajak yang bocor dari Luksemburg tahun 2014 mengindentifikasi IKEA sebagai salah satu raksasa multinasional yang sengaja mengatur penghindaran pajak dengan cara mentransfer dananya ke negara-negara surga pajak.
IKEA bersikukuh bahwa perusahaan mematuhi seluruh peraturan pajak yang berlaku di negara tempat mereka beroperasi dan juga aturan pajak internasional. Mendukung Nazi, Kesalahan Terbesar Kamprad
Usaha Kamprad mendirikan perusahaan yang menyediakan perabot rumah tangga terjangkau telah membuatnya dipuji-puji konsumen di seluruh dunia.
“Dia telah membuka jalan bagi banyak orang untuk memiliki perabot yang bagus, bukan hanya orang-orang kaya,” kata Krister Mollander, seorang konsumen berusia 70 tahun.
Kamprad sempat menerima kritik keras karena hubungan dekatnya dengan gerakan pemuda Nazi selama masa Perang Dunia II. Swedia adalah pihak yang netral selama perang tersebut namun Partai Nazi tetap aktif di negara itu setelah tahun 1945.
Namun, Kamprad mengaku berhenti menghadiri pertemuan-pertemuan partai mulai tahun 1948. Ia kemudian menyebut masa-masa aktif dengan Nazi itu sebagai “kebodohan masa muda” dan menyebutnya sebagai “kesalahan terbesar dalam hidupku”.
Cerita kesuksesan IKEA — akronim dari Ingvar Kamprad, Elmtaryd, dan Agunnaryd (namanya, nama pertanian dan kota asalnya) — dimulai tahun 1943.
Dengan didukung permodalan dari keuangan ayahnya yang sederhana, Kamprad mulai menjual pulpen, pigura foto, mesin tik, dan barang lainnya. Ia sendiri yang mengendarai sepeda untuk mengantarkan pesanan pelanggan.
Kesuksesan Kamprad berawal dari keputusannya menekan harga menjadi lebih murah daripada yang ditawarkan kompetitornya. Membawa Kotak Makan Siang ke Tempat Kerja
Tahun 1947, Kamprad mulai menjual meubel buatan pengrajin lokal. Empat tahun kemudian ia mulai mengedarkan katalog produknya, yang sekarang telah dicetak lebih dari 200 juta eksemplar dalam 33 bahasa tiap tahunnya.
Model revolusioner produk-produk IKEA yang dapat dirakit sendiri mulai dikembangkan tahun 1956 setelah seorang pegawai menyarankan untuk melepas kaki-kaki meja agar dapat diangkut dalam sebuah mobil.
Desain tersebut juga membuat IKEA menghemat biaya penyimpanan dan pengiriman.
Dua tahun kemudian, Kamprad membuka toko IKEA pertama di Almhult yang terletak di selatan kampung halamannya.
IKEA menguasai pasar-pasar besar Eropa, Amerika Utara, Asia, dan Timur Tengah sejak tahun 1970 dengan mengandalkan daya beli kelas menengah yang kembali menguat setelah Perang Dingin.
IKEA Group saat ini memiliki 403 toko di tiap benua di dunia, mempekerjakan 190.000 orang, dan menghasilkan penjualan tahunan senilai 38 miliar euro tiap tahunnya.
Namun, Kamprad tetap hidup sederhana. Ia membeli pakaiannya dari toko loak, mengendarai mobil Volvo yang sudah tua, dan membawa bekal makan siang sendiri ke kantor.
“Saya rasa semua yang saya pakai dibeli di pasar loak. Saya ingin memberikan contoh yang baik,” kata Kamprad kepada stasiun televisi Swedia TV4 tahun 2016.
Tahun 2013, ia terpaksa membayar miliaran dolar kepada anaknya menyusul perselisihan keluarga akibat pendapatan dari hak kekayaan intelektual yang Kamprad simpan untuk dirinya sendiri, menurut sebuah buku tentang IKEA.
(prm) Next Article Bisnis 'Kebal' Corona Memang Ada, IKEA Contohnya!
Pengusaha yang nilai kekayaannya diperkirakan mencapai 37,3 miliar euro (Rp 612,9 triliun) pada tahun 2017 itu meninggalkan warisan berupa desain interior dan meubel yang terjangkau dan dapat dirakit sendiri oleh konsumennya di seluruh dunia.
Sahabat Kamprad, Bertil Torekull, mengatakan temannya itu meninggal karena terkena pneumonia setelah salah satu kunjungan ke luar negeri. Situasi itu diperparah dengan kondisinya yang melemah karena usia tua, dilansir dari AFP.
Kamprad lahir tahun 1926 sebagai anak keluarga petani yang tinggal di Smaland. Ia mendirikan IKEA pada usia 17 tahun.
“Ia awalnya bukan siapa-siapa namun dengan kekuatan niat, kemampuan, dan keinginannya, ia menciptakan sesuatu yang saya rasa dibanggakan semua orang yang melihat IKEA di berbagai penjuru dunia saat ini,” kata bankir dan pengusaha di bidang industri asal Swedia, Jacob Wallenberg, kepada harian bisnis Dagens Industri.
Menghindari Pajak
Namun, kesuksesan Kamprad juga diwarnai kontroversi.
Pada tahun 1973, ia melarikan diri ke Denmark untuk menghindari tarif pajak Swedia yang tinggi. Ia kemudian pindah ke Swiss demi tarif pajak yang lebih rendah lagi.
Kamprad mengumumkan pada tahun 2013 bahwa ia akan mundur dari posisinya sebagai anggota direksi Inter Ikea, perusahaan pemilik konsep dan merek IKEA, dan anak laki-laki bungsunya ditunjuk sebagai direktur atau chairman perusahaan. Pendiri IKEA itu akhirnya kembali ke Swedia setahun kemudian.
Tahun 2017, Komisi Eropa mengumumkan sedang melakukan investigasi terhadap IKEA atas dugaan mendirikan anak usaha di Belanda untuk memangkas jumlah pajak yang harus dibayarkan perusahaan atas pendapatan dari seluruh toko-toko besarnya di penjuru dunia.
Sebuah laporan yang disampaikan di Parlemen Eropa tahun lalu menyebutkan IKEA menghindari pembayaran pajak senilai satu miliar euro atau sekitar Rp 16,5 triliun kepada Uni Eropa (UE) untuk periode 2009 hingga 2014.
Selain itu, Konsorsium Jurnalis Investigatif yang mengutip sebuah laporan pajak yang bocor dari Luksemburg tahun 2014 mengindentifikasi IKEA sebagai salah satu raksasa multinasional yang sengaja mengatur penghindaran pajak dengan cara mentransfer dananya ke negara-negara surga pajak.
IKEA bersikukuh bahwa perusahaan mematuhi seluruh peraturan pajak yang berlaku di negara tempat mereka beroperasi dan juga aturan pajak internasional. Mendukung Nazi, Kesalahan Terbesar Kamprad
Usaha Kamprad mendirikan perusahaan yang menyediakan perabot rumah tangga terjangkau telah membuatnya dipuji-puji konsumen di seluruh dunia.
“Dia telah membuka jalan bagi banyak orang untuk memiliki perabot yang bagus, bukan hanya orang-orang kaya,” kata Krister Mollander, seorang konsumen berusia 70 tahun.
Kamprad sempat menerima kritik keras karena hubungan dekatnya dengan gerakan pemuda Nazi selama masa Perang Dunia II. Swedia adalah pihak yang netral selama perang tersebut namun Partai Nazi tetap aktif di negara itu setelah tahun 1945.
Namun, Kamprad mengaku berhenti menghadiri pertemuan-pertemuan partai mulai tahun 1948. Ia kemudian menyebut masa-masa aktif dengan Nazi itu sebagai “kebodohan masa muda” dan menyebutnya sebagai “kesalahan terbesar dalam hidupku”.
Cerita kesuksesan IKEA — akronim dari Ingvar Kamprad, Elmtaryd, dan Agunnaryd (namanya, nama pertanian dan kota asalnya) — dimulai tahun 1943.
Dengan didukung permodalan dari keuangan ayahnya yang sederhana, Kamprad mulai menjual pulpen, pigura foto, mesin tik, dan barang lainnya. Ia sendiri yang mengendarai sepeda untuk mengantarkan pesanan pelanggan.
Kesuksesan Kamprad berawal dari keputusannya menekan harga menjadi lebih murah daripada yang ditawarkan kompetitornya. Membawa Kotak Makan Siang ke Tempat Kerja
Tahun 1947, Kamprad mulai menjual meubel buatan pengrajin lokal. Empat tahun kemudian ia mulai mengedarkan katalog produknya, yang sekarang telah dicetak lebih dari 200 juta eksemplar dalam 33 bahasa tiap tahunnya.
Model revolusioner produk-produk IKEA yang dapat dirakit sendiri mulai dikembangkan tahun 1956 setelah seorang pegawai menyarankan untuk melepas kaki-kaki meja agar dapat diangkut dalam sebuah mobil.
Desain tersebut juga membuat IKEA menghemat biaya penyimpanan dan pengiriman.
Dua tahun kemudian, Kamprad membuka toko IKEA pertama di Almhult yang terletak di selatan kampung halamannya.
IKEA menguasai pasar-pasar besar Eropa, Amerika Utara, Asia, dan Timur Tengah sejak tahun 1970 dengan mengandalkan daya beli kelas menengah yang kembali menguat setelah Perang Dingin.
IKEA Group saat ini memiliki 403 toko di tiap benua di dunia, mempekerjakan 190.000 orang, dan menghasilkan penjualan tahunan senilai 38 miliar euro tiap tahunnya.
Namun, Kamprad tetap hidup sederhana. Ia membeli pakaiannya dari toko loak, mengendarai mobil Volvo yang sudah tua, dan membawa bekal makan siang sendiri ke kantor.
“Saya rasa semua yang saya pakai dibeli di pasar loak. Saya ingin memberikan contoh yang baik,” kata Kamprad kepada stasiun televisi Swedia TV4 tahun 2016.
Tahun 2013, ia terpaksa membayar miliaran dolar kepada anaknya menyusul perselisihan keluarga akibat pendapatan dari hak kekayaan intelektual yang Kamprad simpan untuk dirinya sendiri, menurut sebuah buku tentang IKEA.
(prm) Next Article Bisnis 'Kebal' Corona Memang Ada, IKEA Contohnya!
Most Popular