Pertamina Bangun Proyek Listrik Rp 26 Triliun di Bangladesh

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
29 January 2018 10:45
Proyek ini berupa pembangunan listrik terintegrasi dan tindak lanjut kerjasama MoU antara Menteri Energi Jonan dan Kementerian Energi Bangladesh
Foto: Dokumentasi ESDM
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) dan Bangladesh Power Development Board (BPDP) menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang pembangunan proyek listrik terintegrasi di Bangladesh.

Nota kesepahaman ini ditandatangani di Bangladesh, pada 28 Januari 2018. Penandatanganan dilakukan oleh Ginanjar selaku VP Power New Renewable Energy Pertamina dengan Chairman of BPDP Khaled Mahmood dan disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Republik Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka.



Kerja sama ini merupakan tindak lanjut MoU kerjasama antara dua negara yang sebelumnya dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dengan Kementerian Energi Bangladesh pada 15 Januari lalu.

Dalam MoU disebut bahwa Pertamina akan membangun dan mengembangkan proyek terintegrasi di Bangladesh yang terdiri dari Independent Power Producer (IPP) Combined Cycle Gas Turbine (CCGT) Power Plant dengan kapasitas 1400 MW.



Proyek ini nantinya akan terhubung dengan fasilitas penerima LNG yang terdiri dari Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), infrastruktur mooring dan off loading, serta jalur pipa gas baik subsea maupun onshore.

Dalam proyek ini, BPDB akan bertindak sebagai pembeli listrik yang dihasilkan oleh fasilitas terintegrasi tersebut. Adapun nilai investasi dari proyek ini diperkirakan sebesar US $ 2 miliar atau sekitar Rp 26,3  triliun, dimana proses penyelesaian konstruksi fasilitas ini akan membutuhkan waktu 3 (tiga) tahun setelah tahap financial closing dicapai. Rencananya konstruksi akan dimulai tahun 2019.
(gus/gus) Next Article Intip SPKLU Komersial Pertama Pertamina di Fatmawati

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular