
Jokowi Bawa Pulang Kesepakatan Dagang Rp 1,5 T dari Pakistan
Arys Aditya, CNBC Indonesia
28 January 2018 09:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan Pakistan menyepakati beberapa perjanjian dagang di sela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pakistan.
Dalam pertemuan bisnis yang dilakukan tanggal 26 Januari, diperoleh nilai transaksi US$115 juta (Rp 1,5 triliun), antara lain melalui kesepakatan peningkatan perdagangan di bidang kelapa sawit, batu bara, kakao, kopi, teh dan lain-lain.
Selain itu, Jokowi juga mengapresiasi penandatanganan Inter Government Agreement oleh menteri energi kedua negara.
Indonesia akan mengekspor LNG (liquified natural gas) ke Pakistan selama 10 tahun, dengan opsi tambahan lima tahun, masing-masing sebesar 1,5 juta ton/ tahun.
“Indonesia juga mengharapkan penguatan kerja sama energi di masa mendatang seperti kemungkinan investasi perusahaan Indonesia untuk pembangunan fasilitas regasifikasi LNG dan saling berbagi pengalaman dan keahlian dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan,” kata Presiden, dikutip dari Sekretariat Presiden, Minggu (28/1/2018).
Jokowi menyebut kerja sama ekonomi dengan Pakistan bisa ditingkatkan dengan mempercepat perundingan sektoral, seperti perdagangan dan energi.
Hal itu disampaikan pada pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi di Kantor Perdana Menteri, Prime Minister’s House.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa nilai total perdagangan setelah implementasi Preferential Trade Agreement (PTA) antar kedua negara mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2013.
Pada 2016 mencapai $2,1 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 8,9% per tahun.
"Saya berharap perundingan sektor lain, seperti jasa dan investasi dapat dimulai setelah perjanjian sektor barang diimplementasikan," ujarnya.
Guna terus meningkatkan perdagangan, Jokowi menyambut baik penandatangan Nota kesepahaman dalam Promosi Dagang Bersama.
“Di bidang investasi, saya menyambut baik pembentukan 'Joint Venture' penyimpanan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Port of Qosim, Karachi. Kerja sama ini akan dapat menjadikan Pakistan sentra perdagangan kelapa sawit dan olahannya di kawasan Asia Selatan dan Tengah,” kata Presiden.
Hal lainnya yang juga dibahas dalam pertemuan itu adalah penguatan hubungan antarmasyarakat kedua negara, termasuk peningkatan arus wisatawan dan dunia usaha. Kedua pemimpin sepakat dunia usaha dua negara harus direkatkan.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri.
(prm/prm) Next Article Pertamina Ekspor LNG ke Pakistan dan Bangladesh
Dalam pertemuan bisnis yang dilakukan tanggal 26 Januari, diperoleh nilai transaksi US$115 juta (Rp 1,5 triliun), antara lain melalui kesepakatan peningkatan perdagangan di bidang kelapa sawit, batu bara, kakao, kopi, teh dan lain-lain.
Selain itu, Jokowi juga mengapresiasi penandatanganan Inter Government Agreement oleh menteri energi kedua negara.
“Indonesia juga mengharapkan penguatan kerja sama energi di masa mendatang seperti kemungkinan investasi perusahaan Indonesia untuk pembangunan fasilitas regasifikasi LNG dan saling berbagi pengalaman dan keahlian dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan,” kata Presiden, dikutip dari Sekretariat Presiden, Minggu (28/1/2018).
Jokowi menyebut kerja sama ekonomi dengan Pakistan bisa ditingkatkan dengan mempercepat perundingan sektoral, seperti perdagangan dan energi.
Hal itu disampaikan pada pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi di Kantor Perdana Menteri, Prime Minister’s House.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa nilai total perdagangan setelah implementasi Preferential Trade Agreement (PTA) antar kedua negara mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2013.
Pada 2016 mencapai $2,1 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 8,9% per tahun.
"Saya berharap perundingan sektor lain, seperti jasa dan investasi dapat dimulai setelah perjanjian sektor barang diimplementasikan," ujarnya.
Guna terus meningkatkan perdagangan, Jokowi menyambut baik penandatangan Nota kesepahaman dalam Promosi Dagang Bersama.
“Di bidang investasi, saya menyambut baik pembentukan 'Joint Venture' penyimpanan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Port of Qosim, Karachi. Kerja sama ini akan dapat menjadikan Pakistan sentra perdagangan kelapa sawit dan olahannya di kawasan Asia Selatan dan Tengah,” kata Presiden.
Hal lainnya yang juga dibahas dalam pertemuan itu adalah penguatan hubungan antarmasyarakat kedua negara, termasuk peningkatan arus wisatawan dan dunia usaha. Kedua pemimpin sepakat dunia usaha dua negara harus direkatkan.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri.
(prm/prm) Next Article Pertamina Ekspor LNG ke Pakistan dan Bangladesh
Most Popular