Indonesia Dapat Kontrak Ekspor LNG ke Pakistan 10 Tahun

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
27 January 2018 19:22
Salah satu yang dibahas oleh dua pimpinan negara tersebut ialah mengenai Inter Gonvernment Agreement yang dilakukan oleh menteri energi kedua negara.
Foto: CNBC Indonesia
Islamabad, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo membahas beberapa kerja sama dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Paskitan Shahid Khaqan Abbasi yaitu kerja sama ekonomi, hubungan antar masyarakat, dan kerja sama untuk palestina. Salah satu yang dibahas oleh dua pimpinan negara tersebut ialah mengenai Inter Gonvernment Agreement yang dilakukan oleh menteri energi kedua negara.

Melalui perjanjian tersebut disepakati Indonesia akan mengekspor Liquid Natural Gas (LNG) ke Pakistan selama 10 tahun dengan opsi tambahan lima tahun. Dalam perjanjian tersebut disepakai jumlah LNG yang akan diekspor ke Pakistan sebesar 1,5 juta ton/tahun.

“Indonesia juga mengharapkan penguatan kerja sama energi di masa mendatang seperti kemungkinan investasi perusahaan Indonesia untuk pembangunan fasilitas regasifikasi LNG dan saling berbagi pengalaman dan keahlian dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan,” kata Presiden Jokowi seperti dilansir dari rilis resmi yang diterima CNBC Indonesia, Sabtu (27/01).

Selain itu, dalam pertemuan bisnis awal pekan lalu Indonesia juga memperoleh US$ 115 juta. Jumlah itu didapatkan sejalan dengan peningkatan perdagangan di bidang kelapa sawit, batu bara, kakao, kopi, teh dan lain-lain antara Indonesia dan Pakistan.

Untuk terus meningkatkan perdagangan antara kedua negara, Jokowi juga menyambut baik penandatangan nota kesepahaman dalam Promosi Dagang Bersama. “Di bidang investasi, saya menyambut baik pembentukan 'Joint Venture' penyimpanan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Port of Qosim, Karachi. Kerja sama ini akan dapat menjadikan Pakistan sentra perdagangan kelapa sawit dan olahannya di kawasan Asia Selatan dan Tengah,” jelas Jokowi.

Pakistan memang menjadi salah satu mitra dagang strategis Indonesia. Apalagi nilai total perdagangan antara kedua negara mengalami pertumbuhan sebesar 8,9% pada 2016 sejak tahun 2013 menjadi US$ 2,1 miliar. Jokowi menjelaskan peningkatan perdagangan ini didorong oleh implementasi Prefential Trade Agreement (PTA).

Hal lain yang menjadi pembahasan dalam pertemuan itu adalah penguatan hubungan antar masyarakat kedua negara, termasuk peningkatan arus wisatawan dan dunia usaha. Kedua pemimpin sepakat dunia usaha dua negara harus direkatkan.
(hps) Next Article Prabowo Puji Jokowi Saat Meresmikan Puluhan Proyek Listrik di Sumedang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular