Impor Tak Langsung Turunkan Harga Beras

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
26 January 2018 16:14
Impor Tak Langsung Turunkan Harga Beras
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah memutuskan impor 500.000 ton beras pada awal tahun ini untuk meningkatkan stok di dalam negeri sekaligus menurunkan harga komoditas pangan itu di pasar nasional. 

Namun dalam perjalanannya, Bulog hanya menyanggupi impor sebanyak 346.000 ton dengan alasan penugasan sangat mepet dengan tenggat di Februari 2018. Dengan jumlah impor lebih sedikit dari target, harga beras dikhawatirkan tidak turun. 

Terkait hal itu, Tim Riset CNBC Indonesia mencermati korelasi antara impor dengan harga beras di pasar. Riset dilakukan melihat data pada dua periode impor terakhir yakni tahun 2014-2015 dan 2015-2016.

Dalam riset ini, data historis harga beras medium diambil dari Tabel Harga Kebutuhan Pokok Nasional yang dirilis Kementerian Perdagangan. 

Sementara itu, sumber data impor beras adalah Badan Pusat Statistik (BPS) khusus hanya untuk impor beras kode 10063099 yang mencakup beras medium dan sebagian kecil beras Japonika dan Basmati.

Riset dilakukan untuk menjawab satu pertanyaan, apakah impor yang dilakukan benar-benar langsung berdampak pada penurunan harga beras?

Berdasarkan pantauan Tim Riset CNBC Indonesia terhadap data Badan Pusat Statistik, volume beras yang diimpor pada periode 2014 - 2015 cukup besar.

Saat itu, kebijakan impor diambil setelah rata-rata kenaikan harga menyentuh 0,63% month-to-month (MoM) pada periode Juli 2014, lalu sebesar 0,8% MoM pada Agustus 2014.

Hal menarik yang perlu dicatat adalah bertambahnya volume impor beras pada November - Desember 2014 ternyata tidak diikuti dengan penurunan harga beras, malahan peningkatan harga beras semakin menjadi-jadi.

Harga beras sempat stabil pada September - Oktober 2014, akan tetapi kemudian terus merangkak naik hingga menembus harga Rp 10.000,00 pada Februari 2015. Pada periode Maret 2015, tercatat kenaikan harga rata-rata beras nasional telah naik ke level Rp 10.375,45.

Penurunan harga baru mulai terjadi pada periode April 2015, seiring dengan masa panen raya yang dilangsungkan pada bulan Maret - April 2015. Pada periode tersebut, harga rata-rata beras nasional akhirnya turun ke level Rp 9.966,45.








Pada akhir 2015, beras impor kembali datang dengan jumlah lebih banyak. Berdasarkan data BPS, tercatat dari November 2015 - April 2016, Indonesia mendatangkan beras berkode HS 10063099 sebanyak 1,49 juta ton.

Kebijakan impor tersebut disinyalir muncul setelah terjadi kenaikan harga rata-rata beras nasional sebesar 1,38% MoM pada periode September 2015, diikuti oleh kenaikan 1,28% MoM pada periode Oktober 2015. 

Serupa dengan fenomena impor beras pada akhir 2014, jor-joran impor beras dari November 2015 hingga April 2016, kembali tidak diikuti dengan penurunan harga beras. 

Memasuki tahun baru 2016, harga peningkatan harga beras relatif lebih rendah yakni sebesar 1,18% MoM pada periode Januari 2016, dan kemudian cenderung bergerak stabil pada periode Februari - Maret 2016 di kisaran Rp 10.850-10.950,00.

Setali tiga uang dengan tahun sebelumnya, penurunan harga baru mulai terjadi pada periode April 2016, seiring dengan masa panen raya pada Maret - April 2016.

Foto: CNBC Indonesia

 

Kesimpulan yang bisa diambil adalah penurunan harga beras terjadi ketika panen raya tiba, bukan saat beras impor mulai masuk pasar. 

Impor beras belum berpengaruh langsung terhadap harga. Bahkan, impor yang dilakukan pada akhir 2014 malah diikuti dengan melambungnya harga.

Ketika beras impor datang, salah satunya perlu dicermati adalah pendistribusian beras dari luar negeri tersebut agar dapat merata khususnya di wilayah yang terindikasi kekurangan stok. 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular