Mengapa Mainan Impor Wajib Berlabel SNI?

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
24 January 2018 10:43
Wajib SNI pada mainan impor merupakan upaya pemerintah mendukung industri mainan lokal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah merelaksasi aturan mainan impor wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga dengan sejumlah syarat mainan dari luar negeri diizinkan masuk ke Indonesia tanpa adanya label tersebut. 

Kebijakan tersebut diputuskan setelah viral di media sosial tentang seorang warga Indonesia yang membeli mainan dari luar negeri namun diharuskan mengurus sertifikasi SNI dengan biaya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli mainan.

Direktur Industri Tekstil, Alas Kaki dan Aneka Kementerian Perindustrian Muhdori menjelaskan sebetulnya aturan SNI tersebut sebagai satu-satunya instrumen hambatan non tarif atau non tariff barrier untuk mendukung pertumbuhan industri mainan di dalam negeri.

Menurutnya, melalui aturan SNI maka akan tercipta level persaingan yang sama antara mainan produksi lokal dan impor.

Dia mengungkapkan saat ini penjualan mainan produk lokal di pasar nasional masih rendah yakni hanya sebanyak 35% - 40%, sisanya 60% - 65% dikuasai produk impor.

“Persentase mainan lokal kita sekarang 35% - 40%. Hakekatnya, industri mainan kita baru tumbuh, masih merakit lah. Kan nggak mungkin dikenakan tarif untuk mainan impor, nanti bermasalah di WTO (World Trade Organization). Nah, kami terapkan SNI ini untuk menjaga keseimbangan produk impor dan dalam negeri,” jelasnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/01/2018).

Meskipun demikian, Muhdori mengaku selama ini pemerintah tetap mempermudah perizinan impor bahan baku untuk industri mainan, umumnya dari China, untuk dirakit di dalam negeri.

"Kami menyeimbangkan penerapan instrumen seperti SNI untuk melindungi industri mainan lokal namun juga tetap memudahkan posisi kita dalam supply chain (rantai pasok) industri mainan global," ujar Muhdori.

Dia mencontohkan Mattel, Inc. dengan produk boneka Barbie yang menguasai 70% pasar mainan global melakukan investasi penanaman modal asing (PMA) berupa pabrik di Indonesia melalui anak usahanya, PT Mattel Indonesia.

"Hot Wheels itu produksi untuk ekspor globalnya juga dari sini. Sementara Barbie banyak diproduksi di negara dunia ketiga lalu masuk lagi untuk dipasarkan di Indonesia. Ini kan harus seimbang," jelasnya.

Adapun terkait dengan relaksasi aturan, kini penumpang pesawat yang membawa maksimal lima buah mainan masuk ke Indonesia tidak perlu lagi mengurus sertifikasi SNI. Namun, apabila mainan dibawa oleh penumpang kapal laut maka tetap dikenakan wajib SNI.

Kemudian, mainan yang dikirim ke Indonesia maksimal tiga buah per pengiriman untuk satu orang, dalam jangka waktu sekitar 30 hari, juga dikecualikan dari wajib SNI.
(ray/ray) Next Article Kartu dan Gundu Masuk Barang Impor yang Banjiri Pasar RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular