
Internasional
HSBC Sepakat Bayar Rp 13,7 Triliun Untuk Hentikan Penuntutan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 January 2018 12:55

Jakarta, CNBC Indonesia — HSBC Holdings setuju membayar US$101,5 juta guna menyelesaikan penyelidikan kriminal dalam kasus kecurangan transaksi mata uang. Dalam kasus ini pengadilan AS telah menyeret salah satu mantan bankirnya.
Pembayaran tersebut mencakup denda US$63,1 juta ditambah US$38,4 juta untuk restitusi kepada klien perusahaan. Hal ini berdasarkan kesepakatan penuntutan yang ditangguhkan yang diajukan pada hari Kamis (18/1/2018) pada Pengadilan Negeri AS di Brooklyn, New York.
Dalam penyelesaian kasus dengan Departemen Keadilan AS, HSBC juga setuju untuk meningkatkan kontrol internalnya dan mengakui dan menerima tanggung jawab atas dua tuduhan penipuan berdasarkan tuntutan yang dilayangkan pada HSBC.
Dilansir dari CNBC, perjanjian penangguhan penuntutan membuat perusahaan terhindar dari tuntutan pidana selama mereka mematuhi persyaratan.
Sanksi hari Kamis datang satu bulan setelah HSBC dibebaskan dari sebuah perjanjian penuntutan lima tahun yang ditangguhkan terkait dugaan hubungannya dengan kartel obat bius Meksiko dan pencucian uang lainnya, dan melakukan transaksi untuk pelanggan di negara-negara yang terkena sanksi AS. HSBC didenda US$1,92 miliar dalam kasus itu.
Pada Oktober lalu, seorang Hakim federal di Brooklyn memvonis Mark Johnson, mantan kepala bagian perdagangan valuta asing global HSBC, melakukan perdagangan menjelang transaksi mata uang senilai US$3,5 miliar oleh kliennya Cairn Energy Plc.
Johnson belum dijatuhi hukuman. Stuart Scott, mantan kepala bagian perdagangan tunai HSBC wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, juga di dakwa dalam kasus itu dan telah melakukan ekstradisi.
HSBC setuju membayar Cairn Energy US$8,08 juta dibawah penyelesaian yang dicapai pada Juli lalu, yang menurut Departemen Kehakiman dikreditkan sebagai “restitusi penuh” kepada perusahaan itu.
Dalam sebuah pernyataan, HSBC mengatakan denda U$63,1 juta mencerminkan pengurangan 15% yang dimasukkan ke dalam akun kooperasi bank dan usaha perbaikan ekstensif.
(roy/roy) Next Article HSBC Mau PHK 35 Ribu Karyawan
Pembayaran tersebut mencakup denda US$63,1 juta ditambah US$38,4 juta untuk restitusi kepada klien perusahaan. Hal ini berdasarkan kesepakatan penuntutan yang ditangguhkan yang diajukan pada hari Kamis (18/1/2018) pada Pengadilan Negeri AS di Brooklyn, New York.
Dalam penyelesaian kasus dengan Departemen Keadilan AS, HSBC juga setuju untuk meningkatkan kontrol internalnya dan mengakui dan menerima tanggung jawab atas dua tuduhan penipuan berdasarkan tuntutan yang dilayangkan pada HSBC.
Sanksi hari Kamis datang satu bulan setelah HSBC dibebaskan dari sebuah perjanjian penuntutan lima tahun yang ditangguhkan terkait dugaan hubungannya dengan kartel obat bius Meksiko dan pencucian uang lainnya, dan melakukan transaksi untuk pelanggan di negara-negara yang terkena sanksi AS. HSBC didenda US$1,92 miliar dalam kasus itu.
Pada Oktober lalu, seorang Hakim federal di Brooklyn memvonis Mark Johnson, mantan kepala bagian perdagangan valuta asing global HSBC, melakukan perdagangan menjelang transaksi mata uang senilai US$3,5 miliar oleh kliennya Cairn Energy Plc.
Johnson belum dijatuhi hukuman. Stuart Scott, mantan kepala bagian perdagangan tunai HSBC wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, juga di dakwa dalam kasus itu dan telah melakukan ekstradisi.
HSBC setuju membayar Cairn Energy US$8,08 juta dibawah penyelesaian yang dicapai pada Juli lalu, yang menurut Departemen Kehakiman dikreditkan sebagai “restitusi penuh” kepada perusahaan itu.
Dalam sebuah pernyataan, HSBC mengatakan denda U$63,1 juta mencerminkan pengurangan 15% yang dimasukkan ke dalam akun kooperasi bank dan usaha perbaikan ekstensif.
(roy/roy) Next Article HSBC Mau PHK 35 Ribu Karyawan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular