
Menteri Susi Akhirnya Kalah Soal Cantrang
Arys Aditya, CNBC Indonesia
17 January 2018 19:21

Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah dua tahun lebih berpolemik dengan nelayan dan pengusaha kapal soal cantrang, hari ini Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti harus mengaku kalah.
Presiden Joko Widodo akhirnya mengizinkan cantrang tetap boleh digunakan untuk menangkap ikan. Hal itu diputuskan usai Kepala Negara mengadakan pertemuan dengan Susi, kepala daerah, akademisi, dan perwakilan nelayan Pantai Utara Pulau Jawa di Istana Merdeka, Rabu (17/01/2018).
Hasil rapat tersebut merupakan antiklimaks dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.2/Permen-KP/2015 yang sejak terbit sudah menjadi kontroversi dan mendapat resistensi dari nelayan.
Kilas ke belakang, sebulan setelah peraturan itu dilansir, ribuan nelayan berdemonstrasi di Istana Merdeka. Kala itu, perwakilan diterima pihak istana. Adapun dukungan juga datang dari Ombudsman dengan menerbitkan rekomendasi yang mengakomodir suara nelayan.
Susi kemudian merespon dengan menunda pelarangan penggunaan cantrang hingga Desember 2016.
Meskipun demikian, nelayan tidak mengendurkan aksi penolakan. Bukannya mereda, pada pertengahan 2016 ribuan nelayan kembali melakukan aksi. Kali ini, Jokowi sendiri yang turun tangan dan berbicara.
Berselang setelah demonstrasi, peraturan pelarangan cantrang kembali diundur hingga 1 Januari 2018 dan tidak ada lagi pengunduran setelah itu.
Namun, setelah peraturan berlaku 17 hari, hari ini ribuan nelayan kembali melakukan aksi demonstrasi di silang Monas – Istana Merdeka. Perwakilan nelayan kembali diterima oleh Jokowi yang didampingi oleh Susi. Usai rapat selama 1,5 jam, Menteri Susi bersama sejumlah pejabat KKP langsung mengarah ke lokasi para demonstran.
Mengenakan baju berwarna merah dan celana kulot hitam, Susi kemudian naik ke mobil komando para demonstran. Ketua KUD Karya Mina Kota Tegal Hadi Santoso mengarahkan agar para nelayan tertib dan mendengarkan hasil rapat.
“Pertama, jadi (penundaan pelarangan cantrang) diperpanjang tanpa batasan waktu tapi, tidak boleh menambah kapal. Kedua, bagi yang mau beralih alat tangkap akan dibantu pendanaan,” kata Hadi disambut sorak ramai.
Setelah Hadi selesai berbicara, Menteri Susi mulai buka suara. Dengan suara datar dan nyaris tanpa semangat, Susi meminta agar keputusan hasil rapat bersama tersebut dipatuhi dan dihormati oleh seluruh nelayan dan pengusaha perikanan. Namun, Susi juga masih sempat melemparkan joke.
“Saya tidak mau ada kapal cantrang ilegal, tidak punya ukuran, ukurannya mark down yang masih melaut. Kemudian tidak boleh ada kapal tambahan lagi. Yang perlu bantuan kredit perbankan ayo ke KKP, tapi semua harus berniat beralih alat tangkap. Setuju? Harus. Kalau gak setuju tak tenggelamin,” ujar Susi yang juga disambut sorak oleh nelayan.
Dia menyebutkan pihaknya hanya ingin nelayan Indonesia yang menguasai laut Indonesia, bukan nelayan dan kapal asing. “Saya ingin anda-anda menguasai laut Indonesia. Bukan kapal-kapal ikan asing. Kapal asing diapain?” tuturnya dan dijawab oleh nelayan, “Tenggelamkan!”.
Selain itu, dia menekankan bahwa kredit macet yang dialami nelayan akan dibantu oleh kementeriannya, tetapi sekali lagi dia meminta agar para nelayan tidak berbohong mengenai ukuran kapal.
“Kan katanya sampeyan mau jaga Pak Jokowi toh? Kalau sampeyan bandel terus nelayan tradisional marah, Pak Jokowi juga yang susah kan. Jadi tolong kompromi ini dipatuhi. Hidup nelayan Indonesia!”
(ray/ray) Next Article Didesak Nelayan, Susi Kembali Izinkan Cantrang
Presiden Joko Widodo akhirnya mengizinkan cantrang tetap boleh digunakan untuk menangkap ikan. Hal itu diputuskan usai Kepala Negara mengadakan pertemuan dengan Susi, kepala daerah, akademisi, dan perwakilan nelayan Pantai Utara Pulau Jawa di Istana Merdeka, Rabu (17/01/2018).
Hasil rapat tersebut merupakan antiklimaks dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.2/Permen-KP/2015 yang sejak terbit sudah menjadi kontroversi dan mendapat resistensi dari nelayan.
Susi kemudian merespon dengan menunda pelarangan penggunaan cantrang hingga Desember 2016.
Meskipun demikian, nelayan tidak mengendurkan aksi penolakan. Bukannya mereda, pada pertengahan 2016 ribuan nelayan kembali melakukan aksi. Kali ini, Jokowi sendiri yang turun tangan dan berbicara.
Berselang setelah demonstrasi, peraturan pelarangan cantrang kembali diundur hingga 1 Januari 2018 dan tidak ada lagi pengunduran setelah itu.
Namun, setelah peraturan berlaku 17 hari, hari ini ribuan nelayan kembali melakukan aksi demonstrasi di silang Monas – Istana Merdeka. Perwakilan nelayan kembali diterima oleh Jokowi yang didampingi oleh Susi. Usai rapat selama 1,5 jam, Menteri Susi bersama sejumlah pejabat KKP langsung mengarah ke lokasi para demonstran.
Mengenakan baju berwarna merah dan celana kulot hitam, Susi kemudian naik ke mobil komando para demonstran. Ketua KUD Karya Mina Kota Tegal Hadi Santoso mengarahkan agar para nelayan tertib dan mendengarkan hasil rapat.
“Pertama, jadi (penundaan pelarangan cantrang) diperpanjang tanpa batasan waktu tapi, tidak boleh menambah kapal. Kedua, bagi yang mau beralih alat tangkap akan dibantu pendanaan,” kata Hadi disambut sorak ramai.
Setelah Hadi selesai berbicara, Menteri Susi mulai buka suara. Dengan suara datar dan nyaris tanpa semangat, Susi meminta agar keputusan hasil rapat bersama tersebut dipatuhi dan dihormati oleh seluruh nelayan dan pengusaha perikanan. Namun, Susi juga masih sempat melemparkan joke.
“Saya tidak mau ada kapal cantrang ilegal, tidak punya ukuran, ukurannya mark down yang masih melaut. Kemudian tidak boleh ada kapal tambahan lagi. Yang perlu bantuan kredit perbankan ayo ke KKP, tapi semua harus berniat beralih alat tangkap. Setuju? Harus. Kalau gak setuju tak tenggelamin,” ujar Susi yang juga disambut sorak oleh nelayan.
Dia menyebutkan pihaknya hanya ingin nelayan Indonesia yang menguasai laut Indonesia, bukan nelayan dan kapal asing. “Saya ingin anda-anda menguasai laut Indonesia. Bukan kapal-kapal ikan asing. Kapal asing diapain?” tuturnya dan dijawab oleh nelayan, “Tenggelamkan!”.
Selain itu, dia menekankan bahwa kredit macet yang dialami nelayan akan dibantu oleh kementeriannya, tetapi sekali lagi dia meminta agar para nelayan tidak berbohong mengenai ukuran kapal.
“Kan katanya sampeyan mau jaga Pak Jokowi toh? Kalau sampeyan bandel terus nelayan tradisional marah, Pak Jokowi juga yang susah kan. Jadi tolong kompromi ini dipatuhi. Hidup nelayan Indonesia!”
(ray/ray) Next Article Didesak Nelayan, Susi Kembali Izinkan Cantrang
Most Popular