
Bulog Ditunjuk Impor Beras 500.000 Ton, Gantikan PPI
Exist In Exist, CNBC Indonesia
15 January 2018 16:27

- Impor 500.000 ton beras oleh Bulog dilakukan hingga Februari 2018
- Beras yang diimpor diputuskan jenis medium dan premium
Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog ditunjuk menggantikan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia untuk melakukan impor sebanyak 500.000 ton beras mulai akhir bulan ini.
Kebijakan tersebut merupakan salah satu hasil rapat rapat koordinasi pangan yang diikuti oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.
Rapat berlangsung di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hari ini, Senin (15/01/2018).
"Impor itu dilakukan oleh Bulog sesuai mandat Peraturan Presiden No. 48 tahun 2016. Dengan demikian impor beras yang tadinya direncanakan didasarkan pada Permendag itu dihentikan," kata Darmin hari ini.
Darmin menjelaskan 500.000 ton beras yang diimpor tersebut akan datang secara bertahap sampai kondisi harga stabil.
"500.000 ton itu bisa 20 kapal jadi tidak mungkin langsung datang, pasti bertahap, paling lambat sampai pertengahan Februari. Tetapi kalau harga belum turun kita teruskan sampai akhir Februari," jelas Darmin.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan rapat akhirnya memutuskan jenis beras yang diimpor oleh Bulog adalah beras umum (medium) dan premium.
"Ini lebih kepada beras umum dan juga beras putih dengan kepecahan 0-5% dan 5-25%," jelas Enggar.
Mendag menjelaskan proses administrasi akan segera diselesaikan dalam dua hari ini agar beras impor ini dapat segera didatangkan.
Selain ditugaskan untuk mengimpor beras, Darmin menjelaskan Bulog juga ditugaskan untuk meneruskan dan mengintensifkan operasi pasar maupun penyaluran beras sejahtera (rastra) dengan meningkatkan jumlah dan jangkauannya berdasarkan stok yg masih ada pada yaitu 875.000 ton.
"Pelaksanaannya mulai sekarang dan itu terus dilakukan sampai panen jumlahnya sudah mulai memenuhi kebutuhan. Secara garis besar akan berlangsung dari sekarang sampai akhir Februari. Tapi kalau harga sudah reda dan bergerak turun operasi pasar akan dikurangi atau dihentikan," jelas Darmin.
Selain itu, Bulog juga akan dipersiapkan untuk menyerap gabah petani pada panen raya yang dimulai pada pertengahan Februari dan puncaknya pada Maret dan April.
"Mei masih ada tapi tidak lagi sebesar Maret dan April. Harganya, pemerintah memberikan fleksibilitas kepada Bulog sehingga jangan sampai Bulog tidak bisa membeli gabah petani karena harganya tidak sesuai. Fleksibilitas ini dituangkan dalam Inpres No. 5 tahun 2015," papar Darmin.
(ray) Next Article Bulog Punya 1,4 Juta Ton Beras, Bawang Menipis, Jagung Kosong
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular