
Harga Pangan Menahan Ekspor
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 January 2018 15:12

Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2017 tercatat US$ 14,79 miliar, tumbuh 6,93% YoY. Meski masih tumbuh, tetapi lebih lambat dibandingkan November 2017 yang sebesar 13,18% YoY.
Menilik data yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (15/1/2018), penyebab melambatnya pertumbuhan ekspor pada Desember disebabkan produk pertanian. Pada Desember, nilai impor produk pertanian turun 23% YoY.
Sementara ekspor barang migas naik 20,78%, industri pengolahan tumbuh 1,86%, dan pertambangan bertambah 28,45%. Dapat disimpulkan, produk pertanian menjadi penyebab ekspor tidak bisa tumbuh tinggi.
Penurunan ekspor produk pertanian tidak lepas dari perkembangan harga komoditas. Tidak seperti pertambangan, harga komoditas pertanian cenderung turun pada 2017.
Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) turun 22,88% dalam setahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah produksi yang berlimpah.
Sementara harga karet turun sampai 40,9%. Penyebabnya adalah semakin banyaknya penggunaan karet sintetis untuk menggantikan karet alam.
Harga kakao pun turun 14,17%. Seperti halnya CPO, harga kakao terpuruk akibat produksi yang melimpah.
Bank Dunia memperkirakan harga komoditas pertanian akan bertahan pada 2018. Harga bahan baku seperti karet diperkirakan bergerak terbatas karena pasokan yang melimpah. Harga pangan sepertinya masih akan mengalami tekanan tahun ini.
(aji/aji) Next Article Impor Anjlok 19%, Neraca Dagang April 2020 Tekor US$ 350 Juta
Menilik data yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (15/1/2018), penyebab melambatnya pertumbuhan ekspor pada Desember disebabkan produk pertanian. Pada Desember, nilai impor produk pertanian turun 23% YoY.
Sementara ekspor barang migas naik 20,78%, industri pengolahan tumbuh 1,86%, dan pertambangan bertambah 28,45%. Dapat disimpulkan, produk pertanian menjadi penyebab ekspor tidak bisa tumbuh tinggi.
Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) turun 22,88% dalam setahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah produksi yang berlimpah.
![]() |
Sementara harga karet turun sampai 40,9%. Penyebabnya adalah semakin banyaknya penggunaan karet sintetis untuk menggantikan karet alam.
![]() |
Harga kakao pun turun 14,17%. Seperti halnya CPO, harga kakao terpuruk akibat produksi yang melimpah.
![]() |
Bank Dunia memperkirakan harga komoditas pertanian akan bertahan pada 2018. Harga bahan baku seperti karet diperkirakan bergerak terbatas karena pasokan yang melimpah. Harga pangan sepertinya masih akan mengalami tekanan tahun ini.
![]() |
(aji/aji) Next Article Impor Anjlok 19%, Neraca Dagang April 2020 Tekor US$ 350 Juta
Most Popular