
Kadin Dukung Kebijakan Impor Beras Pemerintah
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
15 January 2018 13:07

Jakarta, CNBC Indonesia- Kamar Dagang (Kadin) Indonesia menyatakan sikap terhadap kebijakan impor beras. Meski banyak pihak yang mempertanyakan dan menentang kebijakan impor beras pemerintah, Kadin malah memberikan dukungan terhadap kebijakan tersebut.
“Saya tidak bisa bicara banyak ya tentang itu, namun pastinya kita mendukung hal tersebut,” ujar Rolsan Roeslani selaku Ketua Umum Kadin Indonesia di Ballroom Hotel Mulia, Senin (15/1/2018).
Dirinya menambahkan, bahwa kebijakan pemerintah terkait impor beras tersebut tentunya sudah berdasarkan uji dan kajian yang sesuai. Sehingga seluruh kebijakan pemerintah tersebut tentunya harus didukung oleh semua pihak.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton dari beberapa negara diantaranya Thailand dan Vietnam. Langkah impor beras ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kelangkaan serta kenaikan harga beras di pasar.
Lektor Kepala Perbanas Institute, Dradjad H. Wibowo mengungkapkan selama ini Kementerian Pertanian cukup sering mengklaim swasembada pangan termasuk soal beras seperti yang dikatakan Menteri Pertanian akhir tahun lalu.
(roy) Next Article Bulog Punya 1,4 Juta Ton Beras, Bawang Menipis, Jagung Kosong
“Saya tidak bisa bicara banyak ya tentang itu, namun pastinya kita mendukung hal tersebut,” ujar Rolsan Roeslani selaku Ketua Umum Kadin Indonesia di Ballroom Hotel Mulia, Senin (15/1/2018).
Dirinya menambahkan, bahwa kebijakan pemerintah terkait impor beras tersebut tentunya sudah berdasarkan uji dan kajian yang sesuai. Sehingga seluruh kebijakan pemerintah tersebut tentunya harus didukung oleh semua pihak.
Lektor Kepala Perbanas Institute, Dradjad H. Wibowo mengungkapkan selama ini Kementerian Pertanian cukup sering mengklaim swasembada pangan termasuk soal beras seperti yang dikatakan Menteri Pertanian akhir tahun lalu.
“Sekarang, klaim tersebut dibanting dengan telak. Bukan oleh lawan politik atau pakar. Tapi oleh pasar,” jelas Dradjad yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional, dalam keterangannya yang dikutip Senin (15/01/2018).
Dia menjelaskan harusnya harga beras stabil karena Januari dan Februari adalah musim panen padi, namun saat ini kenyataannya tidak demikian.
Dia menjelaskan harusnya harga beras stabil karena Januari dan Februari adalah musim panen padi, namun saat ini kenyataannya tidak demikian.
(roy) Next Article Bulog Punya 1,4 Juta Ton Beras, Bawang Menipis, Jagung Kosong
Most Popular