
Mentan: Data Produksi Beras Tak Perlu Diperdebatkan
Exist In Exist, CNBC Indonesia
15 January 2018 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan data produksi beras nasional yang dirilis Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS) tidak perlu diperdebatkan kredibilitasnya.
Terkait keakuratan data tersebut, Amran menyerahkan seluruhnya kepada BPS.
“Satu pintu semuanya lewat BPS,” jelas Mentan usai membuka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2018 di Hotel Bidakara, Senin (15/01/2018).
Sebelumnya, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan BPS dan Kementan merilis data produksi beras yang kredibilitasnya rendah. Oleh karena itu, dia menghimbau agar dilakukan audit ulang oleh BPS dan Kementas serta melibatkan perguruan tinggi.
Adapun Mentan menuturkan pihaknya juga memperhatikan kondisi riil di lapangan.
“Ini logika sederhana ya. Daripada gunakan data diperdebatkan, kami gunakan hitung-hitungan di lapangan,” papar Amran.
Berdasarkan perhitungannya, dengan periode tanam Oktober – Desember 2017 maka bulan ini telah memasuki masa panen dan pada Februari-April 2018 sudah panen raya.
“Oktober hujan berarti tanam. Umur padi tiga bulan, Oktober, November, Desember. Berarti Januari ada panen. Kalau normal Februari, Maret, April, masuk panen puncak,” papar Mentan.
Berdasarkan data dari Kementan, stok atau ketersediaan beras nasional pada Januari 2018 sebanyak 2,83 juta ton, lalu Februari naik menjadi 5,43 juta ton, Maret mencapai 7,47 juta ton, dan April turun menjadi 5,52 juta ton. Pada masing-masing bulan itu, konsumsi beras sebanyak 2,50 juta ton. Artinya, pada setiap bulan terdapat surplus beras.
(ray/ray) Next Article Jejak Impor Beras di Indonesia
Terkait keakuratan data tersebut, Amran menyerahkan seluruhnya kepada BPS.
“Satu pintu semuanya lewat BPS,” jelas Mentan usai membuka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2018 di Hotel Bidakara, Senin (15/01/2018).
Adapun Mentan menuturkan pihaknya juga memperhatikan kondisi riil di lapangan.
“Ini logika sederhana ya. Daripada gunakan data diperdebatkan, kami gunakan hitung-hitungan di lapangan,” papar Amran.
Berdasarkan perhitungannya, dengan periode tanam Oktober – Desember 2017 maka bulan ini telah memasuki masa panen dan pada Februari-April 2018 sudah panen raya.
“Oktober hujan berarti tanam. Umur padi tiga bulan, Oktober, November, Desember. Berarti Januari ada panen. Kalau normal Februari, Maret, April, masuk panen puncak,” papar Mentan.
Berdasarkan data dari Kementan, stok atau ketersediaan beras nasional pada Januari 2018 sebanyak 2,83 juta ton, lalu Februari naik menjadi 5,43 juta ton, Maret mencapai 7,47 juta ton, dan April turun menjadi 5,52 juta ton. Pada masing-masing bulan itu, konsumsi beras sebanyak 2,50 juta ton. Artinya, pada setiap bulan terdapat surplus beras.
(ray/ray) Next Article Jejak Impor Beras di Indonesia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular