BI: Impor Beras Jangan Saat Panen Raya

Exist In Exist & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 January 2018 09:02
Bank Indonesia meminta pemerintah tidak melakukan impor beras pada saat masa panen raya karena akan berdampak pada harga di tingkat petani
Foto: CNBC
  • Impor beras pada masa panen raya akan berdampak pada harga jual di tingkat petani
  • Menteri Perdagangan menyatakan impor dilakukan pada akhir Januari hingga Februari 2018, sementara itu Menteri Pertanian menuturkan panen padi sudah dimulai pada Januari dan berlanjut panen raya pada Februari 2018. 

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) meminta impor beras tidak dilakukan pada masa panen raya guna menghindari membanjirnya pasokan di dalam negeri.

Asisten Gubernur Kepala Departmen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan pasokan berlebih dikhawatirkan membuat harga jual di tingkat petani menjadi rendah.

Dia menuturkan pemerintah perlu mencermati waktu yang tepat sebelum mengeksekusi impor beras.

“Paling penting adalah timing. Jangan sampai impor pada saat panen. Ini sering kali begitu,” jelas Dody saat berbincang dengan CNBC Indonesia akhir pekan lalu, dikutip Senin (15/01/2018).

Menurutnya, harga beras merupakan isu strategis bagi setiap kalangan sehingga BI berkepentingan untuk selalu memantau perkembangannya.


“Kami melihat harga beras itu isu strategis bagi siapapun di negara ini, karena menyangkut rakyat banyak. Kami akan melakukan pertemuan di level pemerintah untuk membahas masalah beras,” ungkap Dody.

Adapun Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan petani mulai memanen padi pada pada bulan ini dan panen raya pada Februari 2018.

“Oktober itu kan musim hujan, berarti umur padi sudah tiga bulan, nah Januari sudah panen, jadi Februari akan panen raya,” jelas Mentan usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat lalu (12/01/2018).


Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan impor beras sebanyak 500.000 ton antara lain dari Thailand dan Vietnam masuk pasar Indonesia pada akhir Januari hingga Februari 2018, dijual maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram.
(ray) Next Article Darmin Panggil Amran dan Buwas, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular