
Petrochina Dinilai Bisa Kelola Blok Migas Lebih Baik
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
11 January 2018 14:11
Jakarta, CNBC Indonesia- Petrochina International Companies mengincar sejumlah blok migas besar di Indonesia. Ekspansi bisnis perusahaan migas China ini dinilai memiliki celah untuk pengelolaan blok migas yang lebih baik.
Pengamat Energi Fahmi Radhi mengatakan Petrochina memang termasuk dalam jajaran pemain baru jika dibanding Total, Exxon, dan Chevron. Tapi, lanjut dia, itu bukan masalah selama perusahaan terbukti memiliki kemampuan untuk mengelola blok-blok migas di Indonesia.
“Tidak menutup kemungkinan mereka bisa menjadi pengelola yang lebih baik,” ujar Fahmi, Kamis (11/1/2018).
Kemampuan dana dan teknologi yang sempat dijanjikan oleh Petrochina, kata Fahmi, memberikan indikasi kemungkinan pengelolaan lebih baik. Apalagi Petrochina juga tak sungkan terapkan teknologinya yang sudah teruji untuk memompa produksi migas di sini.
Khusus untuk niat Petrochina bergabung di blok Mahakam, Fahmi mengatakan hal ini jadi hak Pertamina sepenuhnya untuk menentukan kontraktor yang dipercaya menjadi mitra di blok tersebut.
Fahmi menilai ketertarikan Petrochina serta investor lain terhadap Blok East Natuna menjadi salah satu bukti blok tersebut menguntungkan. Kehadiran perusahaan pendatang baru yang tertarik terhadap blok-blok migas, menurut Fahmi, telah terlihat semenjak lelang blok migas pada akhir tahun lalu. Dia menilai, penerapan skema kontrak gross split menjadi salah satu alasannya. “Ini menjadi indikasi pemberlakuan skema gross split dengan berbagai fasilitas pajak dan non pajak lebih menarik dari cost recovery,” ungkap Fahmi.
(gus/gus) Next Article Petrochina Ingin Jadi Pengganti Exxon di Blok East Natuna
Pengamat Energi Fahmi Radhi mengatakan Petrochina memang termasuk dalam jajaran pemain baru jika dibanding Total, Exxon, dan Chevron. Tapi, lanjut dia, itu bukan masalah selama perusahaan terbukti memiliki kemampuan untuk mengelola blok-blok migas di Indonesia.
“Tidak menutup kemungkinan mereka bisa menjadi pengelola yang lebih baik,” ujar Fahmi, Kamis (11/1/2018).
Khusus untuk niat Petrochina bergabung di blok Mahakam, Fahmi mengatakan hal ini jadi hak Pertamina sepenuhnya untuk menentukan kontraktor yang dipercaya menjadi mitra di blok tersebut.
Fahmi menilai ketertarikan Petrochina serta investor lain terhadap Blok East Natuna menjadi salah satu bukti blok tersebut menguntungkan. Kehadiran perusahaan pendatang baru yang tertarik terhadap blok-blok migas, menurut Fahmi, telah terlihat semenjak lelang blok migas pada akhir tahun lalu. Dia menilai, penerapan skema kontrak gross split menjadi salah satu alasannya. “Ini menjadi indikasi pemberlakuan skema gross split dengan berbagai fasilitas pajak dan non pajak lebih menarik dari cost recovery,” ungkap Fahmi.
(gus/gus) Next Article Petrochina Ingin Jadi Pengganti Exxon di Blok East Natuna
Most Popular