Target Rasio Elektrifikasi 2018 Sebesar 95,15%

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
10 January 2018 20:02
Target ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebesar 94,91%
Foto: CNBC Indonesia/ Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan rasio elektifikasi pada tahun 2018 bisa mencapai 95,15%, meningkat dari tahun lalu yang mencapai 94,91%.

“Tahun lalu kami melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 yaitu 92,75%,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andi M. Sommeng di kantor Kementerian ESDM, Rabu (10/1/2018).

Untuk program listrik 35 ribu Megawatt (MW) hingga November lalu telah mencapai tahap Commercial Operational Data (COD) atau komisioning sebesar 1.061 MW, konstruksi 16.992 MW, perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) belum konstruksi 12.726 MW, pengadaan 2.790 MW, perencanaan 2.228 MW.

Andi mengatakan pembangunan pembangkit tidak bisa dilihat capaiannya saat ini. Sebab, masing-masing pembangunan membutuhkan waktu yang berbeda-beda. “Teknologi masing-masing berbeda, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) bisa dibangun delapan bulan, makanya di Papua itu cepat. Tapi kalau uap dan air, paling cepat 2 tahun,” kata Andi.

Dia menambahkan target sampai 2019-2020 proses yang berkaitan dengan administrasi sudah akan bisa diselesaikan. Sisanya tinggal perencanaan dan konstruksi yang harus sejalan dengan kebutuhan.

Sebagai negara berkembang, kata Andie, Indonesia harus memiliki daya cadangan (reserve margin) sampai 100%. “Singapura, Tokyo, New York, itu semua sudah 100%, tidak akan bisa satu detik pun mati. Ini kan kaitannya juga dengan infrastruktur dan agar industri maju, jadi kita tetap optimis, tidak ada oversupply,” kata Andi.

Direktur Regional Bisnis PT PLN Jawa Bagian Timur Djoko R. Abumanan mengatakan saat ini ada penahanan (perencanaan) yang dilakukan sebesar 2.228 MW. Alasannya, ada Independent Power Producer (IPP) yang tidak bersedia membangun di kawasan terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). “IPP itu tidak mau misalnya di Pulau Rote. Makanya kami yang membangun PLTMG di kawasan 3T,” kata Djoko.
(gus/gus) Next Article Rasio Elektrifikasi 95,35%, 75.682 Desa Telah Dialiri Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular