
Strategi Bank Mandiri Turunkan Suku Bunga Kredit
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
09 January 2018 17:11

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk optimis perseroan bisa menurunkan suku bunga kredit ke arah satu digit. Hal ini seiring dengan adanya efisiensi melalui penurunan biaya dana.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengungkapkan, perseroan saat ini sedang mendorong pertumbuhan dana murah, yakni giro dan tabungan dengan mengurangi ketergantungan pada deposito.
"Sampai dengan November 2017, secara konsolidasi Bank Mandiri mampu meningkatkan porsi dana murah mencapai 65,1% dari total DPK atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 64,2%," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (9/1/2018).
Dengan adanya peningkatan dana murah, menurut Rohan bisa berdampak pada penurunan biaya dana. Adanya efisiensi ini menurut dia bisa berpengaruh terhadap penetapan suku bunga kredit.
"Penurunan suku bunga kredit ke satu digit sudah kami lakukan untuk kredit infrastruktur dan kredit konsumer," terang dia.
Adanya penurunan suku bunga kredit tersebut, lanjut Rohan berdampak pada penurunan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perseroan sebesar 32 bps ke angka 5,86%.
Namun demikian, perseroan tidak mengkhawatirkan hal tersebut. Pasalnya, perseroan juga menggenjot pendapatan berbasis biaya (fee based income) untuk menopang pertumbuhan laba.
"Fee based secara bank hanya diproyeksikan terus meningkat di tahun 2018 seiring dengan pertumbuhan bisnis Bank Mandiri. Hal ini juga sesuai dengan arahan manajemen untuk terus meningkatkan fee based ratio sebagai sumber pendapatan selain bunga," jelas dia.
Adapun sumber fee based income perseroan merujuk pada data November 2017 adalah collection yang mencapai Rp 3,2 triliun atau meningkat sebesar 24,4% yoy, bisnis treasury mencapai Rp 2,7 triliun atau meningkat 31,9% yoy, dan admin kredit sebesar Rp 2 triliun atau meningkat 7,7% secara yoy.
(dru) Next Article Bank Mandiri Punya Student Loan, Cicilan Mulai Rp 400 Ribuan
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengungkapkan, perseroan saat ini sedang mendorong pertumbuhan dana murah, yakni giro dan tabungan dengan mengurangi ketergantungan pada deposito.
"Sampai dengan November 2017, secara konsolidasi Bank Mandiri mampu meningkatkan porsi dana murah mencapai 65,1% dari total DPK atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 64,2%," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (9/1/2018).
Dengan adanya peningkatan dana murah, menurut Rohan bisa berdampak pada penurunan biaya dana. Adanya efisiensi ini menurut dia bisa berpengaruh terhadap penetapan suku bunga kredit.
"Penurunan suku bunga kredit ke satu digit sudah kami lakukan untuk kredit infrastruktur dan kredit konsumer," terang dia.
Adanya penurunan suku bunga kredit tersebut, lanjut Rohan berdampak pada penurunan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perseroan sebesar 32 bps ke angka 5,86%.
Namun demikian, perseroan tidak mengkhawatirkan hal tersebut. Pasalnya, perseroan juga menggenjot pendapatan berbasis biaya (fee based income) untuk menopang pertumbuhan laba.
"Fee based secara bank hanya diproyeksikan terus meningkat di tahun 2018 seiring dengan pertumbuhan bisnis Bank Mandiri. Hal ini juga sesuai dengan arahan manajemen untuk terus meningkatkan fee based ratio sebagai sumber pendapatan selain bunga," jelas dia.
Adapun sumber fee based income perseroan merujuk pada data November 2017 adalah collection yang mencapai Rp 3,2 triliun atau meningkat sebesar 24,4% yoy, bisnis treasury mencapai Rp 2,7 triliun atau meningkat 31,9% yoy, dan admin kredit sebesar Rp 2 triliun atau meningkat 7,7% secara yoy.
(dru) Next Article Bank Mandiri Punya Student Loan, Cicilan Mulai Rp 400 Ribuan
Most Popular