
Internasional
GoPro akan Tutup Bisnis Drone dan Jual Perusahaan
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
09 January 2018 11:54

New York, CNBC Indonesia - Perusahaan kamera dan teknologi GoPro akan memutuskan hubungan kerja lebih dari 20% karyawan dari 1.254 menjadi di bawah 1.000 orang. Perusahaan bahkan berencana menjual bisnisnya — walaupun tidak secara aktif mencari kesepakatan — setelah membukukan angka penjualan yang mengecewakan selama musim liburan akhir tahun lalu.
GoPro juga berencana untuk keluar dari bisnis drone dan direkturnya, Nicholas Woodman, akan menerima gaji senilai hanya US$1 (Rp 13.433) tahun ini, dilansir dari AFP. Saham perusahaan terjun bebas setelah laporan kinerja yang mengecewakan itu diumumkan.
Saham GoPro yang tercatat di New York Stock Exchange turun 12,8% menjadi $6,56 pada penutupan perdagangan hari Senin (8/1/2018) waktu setempat. Sebelumnya, dalam sesi perdagangan di hari itu, saham GoPro sempat kehilangan sepertiga nilainya menjadi $5,04 yang merupakan nilai terendah sepanjang sejarah.
Seorang narasumber anomin menyatakan kepada AFP GoPro telah meminta saran JPMorgan Chase mengenai opsi-opsi strategis apa saja yang saat ini tersedia, termasuk opsi penjualan perusahaan.
Sebelumnya, Woodman mengatakan kepada CNBC perusahaan yang dipimpinnya ingin tetap berjalan secara independen namun ia membuka diri terhadap opsi penjualan tersebut.
“Jika ada kesempatan bagi kami untuk bergabung dengan perusahaan induk yang lebih besar dan akhirnya membesarkan GoPro, kami akan mempertimbangkannya,” kata Woodman kepada CNBC.
GoPro memproyeksikan penjualan kuartal IV-2017 senilai $340 juta, jauh di bawah ekspektasi analis yang berkisar di $474 juta.
GoPro memangkas harga beberapa model kamera di pertengahan masa liburan akhir tahun lalu. Upaya tersebut mampu menaikkan penjualan namun menghasilkan selisih keuntungan (profit margin) lebih kecil bagi perusahaan.
“Di tengah dukungan pasar yang signifikan, kami melihat konsumen enggan membeli HERO5 Black di harga yang sama ketika diluncurkan setahun lalu,” kata Woodman. Ia menambahkan perusahaannya “berkomitmen untuk membalikkan kondisi GoPro di 2018.”
Walaupun drone produksi GoPro, Karma, menawarkan harga yang menarik, perusahaan memutuskan akan keluar dari pasar drone yang mereka nilai sangat kompetitif.
“Peraturan yang tidak bersahabat di Eropa dan Amerika Serikat sepertinya akan mengurangi jumlah pasar yang bisa kami tuju dalam beberapa tahun ke depan. Faktor-faktor ini membuat pasar udara [aerial] tidak dapat kami pertahankan,” kata GoPro.
GoPro tidak akan lagi memasarkan drone-nya setelah seluruh persediaan terjual namun akan tetap menyediakan layanan untuk konsumen Karma.
Next Article Di China, Paket Iphone Rp 1 T Diselundupkan Pakai Drone
GoPro juga berencana untuk keluar dari bisnis drone dan direkturnya, Nicholas Woodman, akan menerima gaji senilai hanya US$1 (Rp 13.433) tahun ini, dilansir dari AFP. Saham perusahaan terjun bebas setelah laporan kinerja yang mengecewakan itu diumumkan.
Saham GoPro yang tercatat di New York Stock Exchange turun 12,8% menjadi $6,56 pada penutupan perdagangan hari Senin (8/1/2018) waktu setempat. Sebelumnya, dalam sesi perdagangan di hari itu, saham GoPro sempat kehilangan sepertiga nilainya menjadi $5,04 yang merupakan nilai terendah sepanjang sejarah.
Sebelumnya, Woodman mengatakan kepada CNBC perusahaan yang dipimpinnya ingin tetap berjalan secara independen namun ia membuka diri terhadap opsi penjualan tersebut.
“Jika ada kesempatan bagi kami untuk bergabung dengan perusahaan induk yang lebih besar dan akhirnya membesarkan GoPro, kami akan mempertimbangkannya,” kata Woodman kepada CNBC.
GoPro memproyeksikan penjualan kuartal IV-2017 senilai $340 juta, jauh di bawah ekspektasi analis yang berkisar di $474 juta.
GoPro memangkas harga beberapa model kamera di pertengahan masa liburan akhir tahun lalu. Upaya tersebut mampu menaikkan penjualan namun menghasilkan selisih keuntungan (profit margin) lebih kecil bagi perusahaan.
“Di tengah dukungan pasar yang signifikan, kami melihat konsumen enggan membeli HERO5 Black di harga yang sama ketika diluncurkan setahun lalu,” kata Woodman. Ia menambahkan perusahaannya “berkomitmen untuk membalikkan kondisi GoPro di 2018.”
Walaupun drone produksi GoPro, Karma, menawarkan harga yang menarik, perusahaan memutuskan akan keluar dari pasar drone yang mereka nilai sangat kompetitif.
“Peraturan yang tidak bersahabat di Eropa dan Amerika Serikat sepertinya akan mengurangi jumlah pasar yang bisa kami tuju dalam beberapa tahun ke depan. Faktor-faktor ini membuat pasar udara [aerial] tidak dapat kami pertahankan,” kata GoPro.
GoPro tidak akan lagi memasarkan drone-nya setelah seluruh persediaan terjual namun akan tetap menyediakan layanan untuk konsumen Karma.
Next Article Di China, Paket Iphone Rp 1 T Diselundupkan Pakai Drone
Most Popular